Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, yang harus dilakukan saat ini adalah memperluas negara tujuan ekspor. Dia menyebutkan, ekspor Indonesia ke negara non tradisional sudah mulai tumbuh.
"Yang membikin bapak presiden tidak begitu happy bahwa ekspor kita itu kan ternyata lebih rendah dibanding negara-negara tetangga. Jadi beliau meminta kepada seluruh menteri untuk meningkatkan performa dari ekspor kita," kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan, nilai ekspor Indonesia sepanjang 2017 tercatat US$ 168,7 miliar. Di mana, 35% ditujukan kepada negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Tiongkok, Jepang. Sehingga, jika terjadi sesuatu di negara tersebut memberikan dampak yang cukup besar, sebagai contoh proteksionisme yang dilakukan AS.
Untuk meningkatkan kinerja ekspor, kata Suhariyanto, pemerintah bisa membidik negara-negara non tradisional menjadi tujuan ekspor. Seperti Amerika Latin, Afrika, Bangladesh, Pakistan.
"Karena Presiden meminta semuanya untuk melakukan diversifikasi pasar. Apa Kita sudah melakukan? waktu rilis saya sudah bilang. Eh teman-teman ini sudah ada pergerakan di Mesir di Turki yang meningkat sampai 13-14%. Meskipun share-nya masih kecil itu yang pertama," jelas dia.
Sehingga, ekspor ke negara non tradisional bisa ditingkatkan ketika negara-negara tradisional tengah terjadi sesuatu hal.
Selanjutnya, kata dia, produk ekspor yang dilakukan juga masih memiliki kelemahan yakni berbasis komoditas mentah, sehingga perlu ditingkatkan menjadi produk jadi yang memiliki nilai tambah tinggi.
"Jenis produk yang akan diekspor juga akan lebih bervariasi. Kemungkinan masuk akan besar. Tapi harus diiringi kemudahan perizinan dan peraturan supaya harga ekspor kita itu kompetitif dan punya daya saing," ujar dia.
"Saya sih berharap 2018 ekspor kita akan bagus, karena harga komoditas sudah bagus, kemudian negara partner kita seperti amerika dan China prediksi pertumbuhan ekonominya masih kuat," tutup dia.
Diketahui, nilai ekspor Indonesia sampai 2017, meski mengalami surplus namun hal tersebut masih kalah dengan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Bahkan, jika dibiarkan saja maka Indonesia bisa disusul oleh Kamboja dan Laos.
Jokowi mengungkapkan, nilai ekspor Thailand pada tahun lalu sebesar US$ 231 miliar, Malaysia US$ 184 miliar, dan Vietnam sebesar US$ 160 miliar. Sedangkan Indonesia hanya sebesar US$ 145 miliar. (ara/ara)











































