Di kawasan Petak Sembilan, Pancoran, Jakarta Barat misalnya, tampak pengunjung mulai ramai lalu-lalang berbelanja untuk memenuhi kebutuhannya. Para penjual pun sibuk melayani pembeli dan menawarkan barang yang dimilikinya.
Elis Susiana pemilik Toko Ceria Uniq menceritakan, kondisi imlek beberapa tahun belakangan kurang menggembirakan. Belajar dari tahun 2017 lalu, penjualan pernak pernik imlek mengalami penurunan.
Biasanya, kata Elis, ia bisa meraup pendapatan dari berjualan pernak-pernik imlek hingga Rp 100 juta. Namun di 2017, ada penurunan sekitar Rp 10-20 juta atau sekitar 10-20% yang menggerus pendapatannya.
"Contohnya tahun 2016, pendapatannya Rp 100 juta. Di tahun 2017 menurun sekitar Rp 10 juta," kata dia sembari melayani pembeli di kiosnya, Kamis (1/2/2017).
Untuk tahun 2018 ia memprediksi penjualan pernak pernik bisa lebih baik dari tahun lalu. Meski demikian ia belum bisa memastikan karena puncak penjualan diperkirakan baru akan terjadi pekan depan mengingat imlek baru akan datang sekitar dua minggu lagi.
detikFinance juga sempat memantau sentra penjualan pernak pernik imlek lainnya yakni di sekitar pasar Asemka, Jakarta Barat. Salah seorang penjaga toko di lokasi tersebut, Yuyi menyebut, pernak pernik yang banyak dicari adalah lampion dan stiker.
Lampion menjadi ornamen hiasan wajib yang menandakan imlek segera tiba. Sedangkan stiker, akan digunakan untuk ditempel di buah-buahan hingga angpau.
Ia juga menambahkan barang-barang yang diperoleh impor langsung dari Cungkuo, China.
"Barang-barang-nya ada lampion, stiker. Stiker biasanya ditempel di buah-buahan, tempelan dinding, gantungan, dan angpau," katanya. (dna/ang)