Barang-barang yang dijajakan sangat beragam dari mulai lampion, stiker hingga amplop angpau yang semuanya didominasi warna merah dan emas. Dari mana pedagang memperoleh pernak-pernik imlek yang dijualnya?
"Barang impor dari Zhuong Guo," kata Aing, karyawan pernak-pernik Imlek toko Yuyi di bilangan pasar Asemka, Jakarta Barat, Kamis (1/2/2108).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu pedagang di kawasan Petak Sembilan, Elis pemilik dari toko Ceria Uniq, bahwa isi dari jualan pernak-perniknya terdiri dari lampion, angpau, gantungan, dan bunga sakura.
"Barang-barang tersebut semuanya di impor langsung dari China. Walaupun sekarang sudah ada khususnya lampion yang di buat dari lokal," tambahnya.
Selain itu, harga yang ditawarkan juga berbeda-beda. Salah satunya lampion sebagai bentuk ciri khas dari perayaan Imlek yang terdiri dari berbagai bahan yang di produksi yakni dari bahan kertas, kain dan akrilik.
"Harga dari bahan kertas di buka dengan harga dari Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu. Bahan Kain dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 100ribu. Bahan Akrilik di atas satu juta rupiah," kata Elis. (zlf/zlf)