Salah satunya Retno yang sudah berjualan dari pukul 08.00 pagi. Biasanya Retno berjualan malam hari. Namun karena hujan terjadi sepanjang hari, kini Retno berjualan lebih lama.
"Gantian saja jualannya, dari pagi sampai jam 10.00 malam," kata dia kepada detikFinance, di lapaknya, Selasa (6/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau hari biasa, kan jualannya malam aja, hanya lima enggak tentu kan, bisa 10 atau 15, tapi di bawah 15 seringnya," kata dia.
Bila hujan tak terjadi sepanjang hari, Retno hanya menjual lima buah jas hujan yang rata-rata dijual Rp 100.000. Maskimal dia hanya mengantongi Rp 500.000
Jas hujan yang dijual Retno harganya berbeda- beda. Dari mulai jenis jas hujan stelan dari bahan karet plastik lokal yang dijual dengan harga Rp 125.000 kemudian ada pula jas hujan dari parasit dijual dengan harga Rp 200.000 kemudian untuk jenis ponco dewasa dijual dari harga Rp 80.000/ 100.000.
Sementara itu ada pula pedagang lainnya di kawasan Jalan Jatinegara, Donny mengaku dirinya biasa berjualan malam hari namun karena musim hujan dirinya mulai berjualan juga dari pagi hari untuk menjajakan jas hujan di pinggir jalan.
"Baru tiga hari, kebanyakan beli yang karet plastik (lokal) yang harganya Rp 125.000, ada juga yang plastik harganya Rp 10.000," kata dia.
Donny mengaku bisa menjual sekitar 2 lusin jas hujan plastik. Selain yang lokal, jas hujan plastik juga banyak diburu oleh para pengendara motor yang dadakan harus membeli jas hujan sekali pakai.
"Banyak yang plastik malah. Kalau hari biasa jas hujan plastik paling dibawah 1 lusin. Kalau yang jas hujan biasa paling 5 - 6 per hari, kalau yang plastik bisa 2 lusin," kata dia (zlf/zlf)