Namun ekonom yang juga mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memberikan peringatan dini, bila tak diperhatikan dengan baik, program ini menyimpan risiko menciptakan pengangguran baru di Indonesia.
"Yang perlu diperhatikan adalah upah. Kalau upahnya lebih besar dari UMP (Upah Minimum Provinsi), maka bisa memancing orang yang sudah bekerja di sektor formal untuk pindah, ikut program padat karya cash," kata dia saat berbincang dengan detikFinance belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chatib mengakui, di tahun politik tentu akan banyak tekanan dari berbagai pihak untuk meningkatkan upah bagi masyarakat yang terlibat dalam program pada karya cash.
"Pasti ada saja yang desak dengan kata-kata, 'naikin dong, masa mau bantu masyarakat tapi setengah-setengah? Masa bantuannya hanya segitu?'. Saran saya pemerintah bisa bertahan terhadap tekanan itu," papar Chatib.
Karena, bila pemerintah tak kuat menahan tekanan tersebut, bukan tidak mungkin program padat karya cash malah bakal jadi produk yang gagal total dan malah mengganggu ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
"Dulu hal seperti itu pernah terjadi di India. Karena tekanan tinggi dan pemerintahnya tak kuat dengan tekanan itu, programnya malah gagal. Itu berbahaya sekali," tandasnya.