Jeruk Mandarin 'Menghilang' Jelang Imlek, Omzet Pedagang Turun 50%

Jeruk Mandarin 'Menghilang' Jelang Imlek, Omzet Pedagang Turun 50%

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 13 Feb 2018 14:18 WIB
Foto: Trio Hamdani
Jakarta - Pedagang jeruk di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur mengaku omzetnya turun 50% akibat stok jeruk mandarin langka.

Pedagang jeruk, Imam mengaku terpengaruh dengan langkanya stok jeruk mandarin di pasaran. Padahal dia cukup menggantungkan penghasilan dari menjual jeruk mandarin. Omzetnya turun dari Rp 100 juta menjadi Rp 50 juta per hari.


"Pengaruh ke omzet, 100% pengaruh. Bisa (dapat omzet) Rp 100 juta per hari kalau stoknya ada. Sekarang cuma setengahnya saja," kata dia kepada detikFinance di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia pun menyayangkan langkanya stok jeruk mandarin saat ini, apalagi ini jelang Imlek yang biasanya jeruk mandarin laris manis. Karena langka, kini dia menyetok jeruk kino asal Pakistan sebagai penggantinya. Dia berharap pemerintah memudahkan impor jeruk mandarin dari China.


"Dipermudah kuota impornya. Barangnya kan lagi susah ini. Awal tahun harusnya udah keluar izinnya. Ini belum keluar sama sekali. Biasanya Januari udah keluar kuota baru. Barang sebenarnya ready dari negara sana, 100%. Dengar-dengar keluarnya (izin) habis Imlek. Padahal paling dicari sebelum Imlek," jelasnya.

Pedagang lain, Nasrul mengaku kosongnya stok jeruk mandarin tidak terlalu berpengaruh ke omzet. Hal itu karena jeruk kino yang dia jual masih mampu memenuhi permintaan masyarakat terhadap jeruk mandarin.

"Omzet pengaruh sih enggak, cuma sedikit aja karena ada penggantinya kino. Mungkin orang mikirnya daripada barang nggak ada yaudah yang ada saja. Toh kino pun ada yang kardusnya dikemas kayak jeruk China biar orang kalau nggak ada shantang dan ponkam, kino jadi," jelasnya. (zlf/zlf)

Hide Ads