Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani menyampaikan bahwa saat ini Indonesia memang masih perlu memasok tenaga kerja dari luar. Pasalnya ada bidang pekerjaan yang belum bisa dilepas sepenuhnya kepada tenaga kerja dalam negeri.
"(Yang dibutuhkan) tentunya mungkin tenaga kerja yang berhubungan dengan yang high tech (teknologi tinggi). Kan apalagi sekarang mau masuk masa revolusi industri 4.0," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (7/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekerjaan yang membutuhkan skill mumpuni di bidang high tech ini erat kaitannya dengan bidang robotik dan kecerdasan buatan alias artificial intelligence
"Jadi yang mengenai robotik, artificial intelligence (kecerdasan buatan). Nah itu kan memang kita masih ketinggalan. Seperti saya sampaikan R&D (research and development) kita masih ketinggalan. Jadi kita memang perlu itu. Jadi hal-hal yang memang kita ini mungkin perlu belajar. Itu tentunya sangat membantu," jelas Rosan.
Dia mengatakan, kondisi itu bukan berarti menunjukkan Indonesia benar-benar tidak memiliki tenaga ahli di bidang tersebut. Indonesia pun memiliki tenaga kerja yang paham di bidang pekerjaan berteknologi tinggi. Hanya saja masih perlu ditingkatkan.
"Tenaga kerja kita mungkin sudah ada, tapi mungkin tahapannya masih awal, sementara mereka dari research and development-nya sudah lebih maju. Jadi kita bisa belajar kan (dari TKA)," lanjutnya.
Dengan demikian, dia meyakini tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia memang yang dibutuhkan alias belum bisa dikerjakan oleh tenaga kerja lokal. Jadi harapannya tidak akan menggerus tenaga kerja dalam negeri.
"Kita harap yang masuk ke sini bukan tenaga kerja kasar atau buruh yang unskill. Kita juga nggak perlu lah kalau itu. Kalau yang itu kita juga tidak menginginkan," tambahnya. (dna/dna)