Jakarta -
Bisnis perangkat global positioning system (GPS) navigasi saat ini sudah tidak seramai 10 tahun lalu. Pasalnya fasilitas tersebut sudah tersedia dalam smartphone atau HP (handphone) yang memiliki data serta kondisi jalan raya yang lebih real time.
Direktur GPS Superspring Arianto Furiady menjelaskan, bisnis GPS navigasi memang sempat moncer di tahun 2008. Sampai-sampai setiap bulan pihaknya bisa menjual 2 ribu unit GPS navigasi.
"Yang populer itu GPS navigasi dari tahun 2008. Setelah itu kan keluar google map 2012 orang mulai beralih ke smartphone. Sebetulnya kalau di bawah itu 2012 saat ramai pun paling hanya 3 atau empat jenis GPS navigasi, itu spesifikasinya mirip-mirip. Cuma ukuran layar, kalau fiturnya itu mirip-mirip," kata dia kepada detikFinance saat ditemui di kantornya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun seiring dengan perkembangan teknologi, dari tahun ke tahun penjualan GPS navigasi terus menurun. Penurunannya bahkan bisa sampai 90%.
"Sekarang 1 bulan 200 aja nggak ada. Itu pun sudah melalui pemasaran online dan offline. Untuk jenis unit yang harganya Rp 800 ribu. Dan kebanyakan belinya online. Mereka lebih ke smartphone," ujar dia.
Bagaimana bisnis yang sempat jadi sumber rezeki banyak orang ini bisa tenggelam, dan apa strategi para pebisnis menahan gempuran dari GPS yang kini didapat dengan mudah melalui perangkat elektronik/gadget? Simak ulasannya berikut!
Direktur GPS Superspring Arianto Furiady mengatakan ada berbagai kekurangan yang dimiliki GPS navigasi, seperti tidak adanya ciri pemilihan rute ketika jalur sedang macet dan padat atau ketika jalan sedang dibangun. Data jalur baru diperbaharui dengan durasi 2 bulan sekali.
"Update jalurnya setiap 2 bulan sekali," jelas dia.
Sementara itu ada pula kelebihan yang dimiliki GPS navigasi, yaitu perangkat ini tidak memiliki biaya bulanan. Semua kebutuhan hanya perlu tersambung listrik dari kabel yang tersambung ke mobil, berbeda dengan smartphone yang harus membayar biaya bulanan untuk kuota dan harus hidup dengan ketergantungan baterai.
"Kelebihannya itu ya bisa fokus saat berkendara nggak ada gangguan dari yang telepon dan lain-lain," ujar dia
Adapun penggunaan perangkat GPS dalam aplikasi handphone (HP) saat ini dilarang digunakan. Polda Metro Jaya telah mengeluarkan peraturan tersebut namun khusus untuk perangkat GPS pada mobil, yang melekat pada kendaraan dan bisa membantu melacak keberadaan mobil, diperbolehkan untuk digunakan.
Untuk kendaraan roda empat, terdapat fitur perangkat GPS yang melekat dengan mobil tersebut. Sedangkan untuk kendaraan roda dua, selama ini para pemotor atau pengendara ojek online, melekatkan handphone ke badan motor untuk membantu pengendara.
Hal ini bertentangan dengan Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang berisi setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi.
Direktur GPS Superspring Arianto Furiady menjelaskan, harga GPS navigasi yang dipasang di dalam kendaraan harganya sekitar Rp 700 ribu.
"Harganya sekitar Rp 700 ribu, tidak ada biaya bulanan semua tinggal perlu listrik saja. Sinyal navigasinya langsung pakai sinyal satelit," kata dia kepada detikFinance, Rabu (7/3/2018).
Dalam fasilitas GPS navigasi terdapat pula game, radio, pemutar musik serta terkoneksi kamera belakang (mundur). Perangkat ini tidak memiliki biaya bulanan. Semua kebutuhan hanya perlu tersambung listrik dari kabel yang tersambung ke mobil, berbeda dengan smartphone atau HP (handphone) yang harus membayar biaya bulanan untuk kuota dan harus hidup dengan ketergantungan baterai.
"Kelebihannya itu ya bisa fokus saat berkendara nggak ada gangguan dari yang telepon dan lain-lain," ujar dia
Direktur GPS Superspring Arianto Furiady menjelaskan ada dua jenis GPS yang saat ini masih tersedia. Yaitu jenis GPS navigasi dan tracker.
Meski memiliki banyak kelebihan, GPS navigasi juga memiliki beberapa kekurangan, seperti tidak adanya ciri pemilihan rute ketika jalur sedang macet dan padat atau ketika jalan sedang dibangun. Data jalur baru diperbaharui dengan durasi 2 bulan sekali. Karena jenis ini hanya tersedia dalam 1 unit, layar GPS berukuran 5 inci ini dijual dengan harga Rp 777 ribu.
Sementara itu ada pula GPS tracker yang memiliki berbagai fungsi dan kelebihan berupa penambahan fasilitas keamanan. GPS tracker memiliki tingkat akurasi yang tinggi dengan didukung sinyal GSM dan GPS yang stabil sehingga data perjalanan bisa terlihat secara rinci.
Ari menjelaskan, GPS tracker bisa dipasang di kendaraan roda empat, sepeda motor, truk, bus sampai container. GPS tracker juga bisa dipasang di alat berat seperti eskafator, forklift, kapal laut sampai speed boat.
Keunggulannya yaitu bisa menghindari pencurian kendaraan, menghindari penyimpangan rute, menghindari resiko penyalahgunaan kendaraan, meningkatkan efisiensi perusahaan, menghindari pengiriman yang terlambat.
"Ada fasilitas satu set kabel Relay untuk mematikan mesin kendaraan dan tombol SOS ketika kita tidak bisa meminta bantuan seseorang dan tidak memegang handpone di sana juga ada tombol SOS yang kemudian akan ada otimatis misscall ke nomor yang kita daftarkan di GPS. Ada MIC untuk mendengarkan pembicaraan di dalam kabin," jelasnya
Ari juga menjelaskan, GPS tracker memiliki fitur untuk memantau kendaraan secara real time di web RajaTracker.com. Fitur laporan digambarkan detil, laporan parkir, laporan kecepatan kendaraan, laporan jarak tempuh sampai laporan jam kerja. Mengenai harganya untuk jenis ini ada yang dijual dengan harga sekitar Rp 1.299.000 yang dipasang di motor namun tanpa fasilitas microphone.
Ada pula GPS track yang dijual dengan harga sekitar Rp 1.899.000 untuk GPS dengan jaringan 2G untuk dipasang di mobil serta ada yang dijual dengan harga sekitar Rp 2.299.000 untuk yang jaringan 3G.
"Kalau yang microphone itu kita hanya bisa mendengarkan secara real time apa yang sedang terjadi di dalam kabin melalui telepon. Kan sebelum dipasang si GPS track didaftarkan dulu nomor telepon. Dari nomor GPS orang lain bisa langsung ke nomor GPS yang terdaftar dan bisa langsung terhubung. si penelepon bisa mendengarkan apapun suara yang ada di dalam kabin melalui GPS yang sudah terdaftar nomornya," paparnya.
Direktur GPS Superspring Arianto Furiady menjelaskan ada strategi khusus untuk bisa bertahan ditengah gempuran inovasi GPS mobile phone alias aplikasi 'peta' di HP (handphone).
Salah satunya yaitu tetap memberikan penawaran melalui metode yang lebih luas yaitu dengan cara sistem online. Ari menjelaskan, dari tahun ke tahun penjualan GPS navigasi terus menurun, penurunannya bahkan bisa sampai 90%.
"Banyak online, online 70% offline 30%. Dulu biasa jual 2000 sekarang 1 bulan 200 aja nggak ada. Itu pun sudah melalui pemasaran online dan offline. Untuk jenis unit yang harganya Rp 800 ribu. Dan kebanyakan belinya online. Saya rasa konsumen yang beli 45 tahun keatas kalau yang 20 tahun 30 tahun. Mereka lebih ke smartphone," katanya.
Ari mengakui beberapa tahun lalu sempat ada beberapa toko lain yang menjual GPS navigasi sampai track. Namun hanya diringa yang bertahan dan tetap menyediakan GPS navigasi.
"Dulu toko yang jual ada tapi nggak banyak cuma mereka tutup karena sepi. Kalau informasi kan lebih banyak yang pakai smartphone," jelas dia.
Lantas, dari mana GPS- GPS yang ada saat ini berasal?
Ari menjelaskan, untuk mensuplai kebutuhan GPS navigasi dan tracker dirinya sengaja memesan 100% kebutuhan dari China.
"Semua impor dari China. Speknya semua, lokal nggak ada yang bisa. Belum ada di Indonesia, GPS 100% impor," jelas dia kepada detikFinance, Rabu (7/3/2018).
Ada dua jenis GPS yaitu GPS navigasi dan tracker, semua item tersebut dikirim langsung dari Negara China. Dalam fasilitas GPS navigasi terdapat fasilitas peta lengkap dengan suara penunjuk arah. Ada pula fasilitas lain seperti game, radio, pemutar musik serta terkoneksi kamera belakang (mundur).
Halaman Selanjutnya
Halaman