Jual Bibit Bawang Putih untuk Konsumsi, Berapa Keuntungan Importir?

Jual Bibit Bawang Putih untuk Konsumsi, Berapa Keuntungan Importir?

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Senin, 12 Mar 2018 17:32 WIB
Foto: Selfie Miftahul Jannah
Jakarta - Kementerian Perdagangan menyita sekitar 5 ton bibit bawang putih tanam yang dijual di Pasar Kramat Jati. Produk impor tersebut merupakan barang dari China yang masuk dari Pelabuhan Tanjung Priok. Importir yang memiliki barang tersebut merupakan PT Tunas Sumber Rezeki.

Bawang putih tersebut disegel lantaran distribusinya dianggap menyalahi izin yang diberikan. Dalam label yang tercantum, tertulis bawang tersebut adalah benih bawang untuk ditanam kembali. Namun kenyataannya, benih tersebut malah dijual sebagai bawang konsumsi di pasar Kramat Jati.


Ada indikasi importir mencari keuntungan, lantaran selisih harga antara bawang benih dan bawang konsumsi cukup jauh. Berapa sih bedanya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategi Nasional (PIHPS) di Jakarta, saat ini harga bawang putih mencapai Rp 45.000/kg sementara harga bawang putih konsumsi rata rata di Indonesia untuk jenis bawang putih ukuran sedang saat ini dijual dengan harga Rp 31.900/kg.

Padahal, harga benih bawang impor hanya Rp 20.000/kg.

Namun, Direktur Utama PT Tunas Sumber Rezeki Sutrisno mengklaim, tak ada perbedaan antara harga benih bawang yang diimpornya dengan harga bawang konsumsi yang dijual di Indonesia. Pihaknya justru menilai bahwa harga benih bawang lokal lebih mahal mencapai Rp 60.000/kg.

"Secara ekonomi, harga bibit lokal lebih mahal, bibit lokal 60 ribu/ kilogram sementara bibit impor kami kira-kira harganya Rp 20 ribu/kilogram sama seperti harga bawang konsumsi cuma 20 ribu/kilogram," jelas dia di Komplek Pergudangan Distribution Center, Jakarta Utara, Senin (12/3/2018).


Ia mengaku tak tahu perihal adanya temuan benih bawang putih miliknya yang beredar di pasar Kramat Jari dan dijual sebagai bawang konsumsi. Namun ia mengaku bersedia mengikuti proses yang ada.

"Ini yang disegelnya, ditemukan di Kramat Jati, padahal benih. Justru mereka sendiri (Kemendag) dapatkan di pasar. Kita sendiri nggak tahu," jelas dia. (zlf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads