Dirinya menyampaikan, kontribusi kawasan berikat terhadap rasio ekspor dibandingkan impor mencapai 3,04 kali. Maksudnya, setiap Indonesia mengimpor satu maka Indonesia mengekspor tiga. Dengan kata lain ekspor lebih banyak dibandingkan impor.
Hal itu dia sampaikan di PT Samick Indonesia, Cileungsi, Bogor, mendampingi Presiden Joko Widodo dalam rangka peluncuran perizinan online terkait fasilitas kepabeanan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka melakukan ekspor, namun kadang-kadang masing mengimpor bahan baku. Namun berdasarkan studi, rasio antara ekspor dengan impor nasional di perusahaan-perusahaan kawasan berikat dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) adalah 3,04 kali. Artinya kalau impor 1, yang diekspor 3 kali lipat," jelasnya, Selasa (27/3/2018).
Studi tersebut dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Badan Kebijakan Fiskal, dan Badan Pusat Statistik menggunakan acuan data 2016. Dari hasil studi ini juga menunjukkan ekspor dari kawasan berikat dan KITE mencapai US$ 54,8 miliar, atau 37,7% dari total ekspor nasional.
Kawasan berikat, lanjut Sri Mulyani juga turut mendongkrak penambahan investasi yang pada 2016 tercatat Rp 168 triliun. Begitu pun terhadap penyerapan tenaga kerja 13,5% dari sektor industri nasional.
"Menyerap tenaga kerja 2,1 juta orang atau setara dengan 13,5% dari seluruh tenaga kerja industri nasional," jelasnya.
Lalu kontribusi terhadap penerimaan negara dalam bentuk pajak sebesar Rp 64,9 triliun dan penerimaan pajak daerah Rp 8,7 triliun. "Kontribusi mereka adalah sebesar 3,59% dari PDB Indonesia," tambahnya. (dna/dna)