Saat memantau penyerapan gabah di Desa Pondok Nongko Kecamatan Kabar, Rini memborong produk beras organik khas Banyuwangi, yaitu beras merah organik, hitam organik, dan beras germinasi.
"Ini produksi kelompok tani dari Kecamatan Singojuruh Banyuwangi, Bu. Sudah ada 100 hektare, dan sudah diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat, serta mengisi pasar di kota-kota besar. Harganya lebih bagus dibanding beras biasa, sehingga petani bisa lebih sejahtera," kata Anas kepada Rini, saat mengenalkan beberapa jenis padi organik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemkab Banyuwangi juga membuka lahan percobaan pengembangan beras organik menggunakan dana APBD," papar Anas.
Penasaran, Rini pun memborong beras merah dan hitam organik produksi kelompok tani Banyuwangi itu. Satu lagi yang dibeli adalah beras germinasi, beras yang telah melalui proses aktivias berbagai enzim di dalam beras pecah kulit, sehingga semua kandungan gizinya dioptimalkan.
"Wah saya beli ya, Pak. Ternyata di sini ada beras hitam. Saya beli semuanya, tiga-tiganya beras ini ya. Saya senang mengonsumsi yang organik-organik," kata Rini.
Sebelumnya, Rini melakukan pengecekan harga komoditas, termasuk harga beras yang didistribusikan BUMN seperti PT Pertani, di Pasar Rogojampi. "Harga beras Pertani di sini berapa?" tanya Rini kepada Intan, pemilik toko.
Intan menerangkan, harga beras Pertani Rp 9.250 per kilogram. Di toko tersebut, Rini juga membeli roti dan keripik pisang khas Banyuwangi.
Rini lalu menyambangi beberapa pedagang di sepanjang pasar. Saat melewati pedagang jajan tradisional, Rini berhenti karena melihat ada lupis, jajanan yang terbuat dari beras ketan dengan taburan kelapa parut dan saus gula merah.
"Bu, saya pengin lupis. Ini jajanan favorit saya sejak kecil. Saya beli ya, Bu," kata Rini sambil mencoba dua potong lupis.
Tidak hanya itu, Rini membeli jagung manis, tahu, dan cabai rawit. "Saya bawa ke Jakarta, mau saya masak," kata Rini.
Rini menjelaskan, tujuannya turun ke pasar adalah mengecek harga beras yang dijual oleh BUMN Pertani yang diinstruksikan untuk menjual beras di bawah harga eceran tertinggi Rp9.450 per kilogram.
"Ini kita cek langsung. Alhamdulillah hasilnya sesuai yang diinstruksikan. Kami minta masyarakat mengawasi. Jangan nanti menterinya pergi, harganya naik," kata Rini. (hns/hns)