Salah satu driver ojek online Sucipto mengaku gembira dengan adanya rencana tersebut. Sebab, kata dia, dengan kenaikan tarif tersebut dinilai bisa meningkatkan kesejahteraannya.
Sucipto mengungkapkan, memang selama ini pihak aplikator memberikan bonus untuk para mitra pengemudinya. Namun bonus tersebut sulit didapat para driver lantaran penilaian performa yang sepihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Grab Tak Mau Tarif Ojek Online Naik |
Dengan penurunan performa tersebut, kata Sucipto, maka driver tak mendapatkan bonus tambahan. Lebih sialnya lagi, tambah Sucipto, penurunan perfoma terjadi saat sudah menarik banyak penumpang.
"Contohnya gini, beberapa kali aplikasi suka hang, seperti tadi malam. Itu kalau lagi error pengemudi dapat penumpang, tapi aplikasinya nggak bisa dibuka, jadi karena kita nggak tau penumpangnya akhirnya di-cancel," katanya.
"Kalau kejadiannya malam-malam begitu, kita sudah mau dapat bonus, akhirnya batal dapat bonus karena sia-sia penumpang yang sudah saya tarik dari pagi," sambungnya.
Selain Sucipto, driver ojek online lainnya berbana Dwi juga mengungkapkan karena masalah performa tersebut dirinya bahkan pernah di-suspend oleh pihak pengemudi. Dia sendiri tak mengetahui pasti alasan dirinya terkena suspend tersebut.
"Nggak tahu kenapa di-suspend, mungkin karena ada penumpang yang kasih laporan karena saya agak sedikit lama jemputnya. Padahal kan sebelumnya saya juga kasih tahu kalau posisi saya jauh, tapi tetap saja," kata Dwi.
Karena suspend tersebut, dirinya pun sempat tak bisa menarik penumpang dalam beberapa waktu. Hal itulah yang menurut Dwi masih perlu diperbaiki oleh pihak aplikator. (fdl/ang)