"Kapal ini mampu (memuat) 4.400 ton, untuk perdana ini baru 1.000 ton (semen) dari Cilacap. Setelah 48-49 jam nanti berlabuh di Banyuwangi, bayangkan kalo 1.000 ton apalagi 4.400 ton dibawa pakai truk lewat darat, berapa mobil?," kata Plt Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko kepada wartawan di Pelabuhan Cilacap saat meresmikan rintisan perdana tol laut, Rabu (9/5/2018).
Menurut dia, dengan adanya tol laut ini diyakini angkutan barang akan jauh lebih efisien dan jauh lebih efektif karena bisa mengangkut barang lebih banyak. Bahkan ke depan angkutan laut di selatan Jawa dimungkinkan tidak hanya sebagai sarana angkutan barang, tapi juga angkutan penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai pelabuhan rintisan tol laut di Selatan Jawa, rencananya kapal tol laut ini baru akan melayani pengiriman barang menuju ke arah timur. Setelah itu jika infrastruktur yang dibangun saat ini telah jadi akan diarahkan menuju barat.
"Ini baru rintisan pertama ke arah timur, nantinya untuk tahap kedua dari Cilacap ke arah barat sampai ke Pangandaran, Pelabuhan Ratu dan seterusnya," ujarnya.
Meskipun demikian, pihaknya juga tengah mengusulkan rintisan tol laut untuk Jawa Tengah tidak hanya di Cilacap, juga di Pelabuhan Juwana dan juga Pelabuhan Tegal untuk mendukung konektivitas antar pulau.
"Jadi agak beda di sini (Cilacap) untuk angkutan barang, di sana perdagangan antar pulau, termasuk juga nanti untuk usaha kecil menengah, dijual ke pulau-pulau di Nusa Tenggara Timur sampai ke Ambon sampai ke Papua, Sulawesi. Nah ini kalo didukung lebih banyak frekuensi pelayaran angkutan laut saya rasa ini akan banyak sekali memberikan peluang untuk kemajuan," katanya.
Bupati Cilacap Tatto Pamuji mengatakan dengan adanya pelabuhan perintis pelayaran atau tol laut ini akan memudahkan meningkatkan ekonomi, baik di Cilacap khususnya maupun di wilayah eks karisidenan Banyumas.
"Di eks karisidenan Banyumas banyak produk-produk yang tidak hanya diperuntukkan untuk lokal, tapi juga untuk ekspor. Nah untuk ekspor ini memudahkan untuk pengiriman barang melalui tol laut," ujarnya.
Sementara menurut Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Chandra Irawan mengatakan pelayaran perintis ini nantinya akan menghubungkan antar kabupaten di selatan Jawa, mulai dari Cilacap sampai Kulonprogo, Pacitan, Trenggalek, Banyuwangi menuju ke Pelabuhan Celukan Bawang Bali. Berawal dari Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap karena Cilacap dijadikan sebagai pelabuhan pangkal pelayaran perintis di Jawa bagian selatan.
"Untuk pelayaran perintis perdana ini memang jalurnya masih untuk Cilacap, Banyuwangi dan Celukan Bawang. Jika infrastruktur pelabuhan-pelabuhan lain sudah siap akan kita evaluasi, karena itu akan menghubungkan konektivitas semua di pesisir selatan yang membutuhkan terutama barang-barang," ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini baru tiga pelabuhan dan dengan kapal rintisan berukuran sekitar 3.300 GT, dengan kapasitas 4.200 ton, sehingga daya angkutnya akan banyak sekali dan bagus untuk wilayah pesisir selatan yang memang ombaknya besar sehingga kapalnya harus besar.
"Kalo kapalnya kecil selain tidak efisien, barangnya juga nanti terganggu di pelayarannya. Untuk Kapalnya saat ini baru satu. Kedepan, kalau kebutuhan itu banyak kita akan tambah (kapal), jadi satu balik satu bisa papasan itu rencananya ke depan kalau nanti secara kebutuhan barang disini sudah meningkat," tuturnya.
Kapal rintisan perdana ini dapat membawa muatan selama 14 hari dari Cilacap-Banyuwangi-Celukan Bawang Bali pulang pergi ditempuh dalam waktu 14 hari.
"Ini PP 14 hari, 7 hari kesana dan nanti 7 kembali," jelasnya. (ara/ara)