Sebanyak 75.403 ton akan dipenuhi dari daging lokal, sedangkan 40.936 ton sisanya dari daging impor. Impor daging sapi dari Australia dan Selandia Baru, sedangkan daging kerbau dari India
"Pemenuhan defisit berasal dari stok impor per tgl 3 Mei 2018, sapi siap potong di feedloter 165.228 ekor setara 31.393 ton, kerbau siap potong di feedloter 497 ekor setara 98 ton, daging sapi di gudang importir 12.531 ton dan daging kerbau di gudang Bulog 3.948 ton," ujar Ketut kepada detikFinance, Jumat (11/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ketut, dari kalkulasi tersebut akan terdapat surplus daging 7.043 ton. Angka itu diperoleh dari selisih antara jumlah daging impor yang akan masuk Indonesia 47.970 ton, dengan kebutuhan daging impor 40.936 ton.
"Surplus 7.034 ton," jelasnya.
Ketut menambahkan pada Maret 2018 terdapat perbedaan angka karena pihaknya mengklaim terdapat surplus daging hingga 11 ribu ton. Ini karena adanya perubahan setiap harinya.
"Data kan terus bergerak. Datanya kan selalu berubah sesuai stok sapi siap potong yang ada di feedloter dan gudang importir atau Bulog. Data kemarin adalah update terbaru per tgl 3 Mei 2018," pungkasnya. (hns/hns)