Varietas Padi Ini Tahan di Lahan Kering dan Panen Melimpah

Varietas Padi Ini Tahan di Lahan Kering dan Panen Melimpah

Tia Reisha - detikFinance
Senin, 14 Mei 2018 17:10 WIB
Padi Inpago 9/Dok. Kementan
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi padi nasional, terutama di lahan kering. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan varietas Inpago 9.

Inpago 9 merupakan varietas inbrida padi gogo yang dikhususkan untuk lahan kering. Sehingga untuk meningkatkan luasan lahan tanam padi, Kementan kini gencar memanfaatkan varietas ini pada lahan suboptimal, termasuk lahan kering.

"Saat ini, sekitar 90% produksi padi dihasilkan di lahan sawah. Padahal pemanfaatan lahan kering untuk budidaya padi memiliki potensi yang masih sangat besar. Padi gogo bisa ditanam secara tumpang sari dengan tanaman pangan lain, seperti singkong dan jagung, ataupun dengan tanaman tahunan seperti jati, kelapa dan karet," tutur Kepala BBP Padi, Ismail Wahab, dalam keterangan tertulis, Senin (14/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, ia mengatakan bahwa produktivitas varietas Inpago 9 sangat menjanjikan karena bisa mencapai 8-9 ton per hektar Produktivitas tersebut berdasarkan areal tanam produksi benih klas SS di lahan sawah Kebun Percobaan Pusakanegara, Subang.


"Potensi yang dimiliki varietas ini sangat menjanjikan karena varietas padi gogo lainnya hanya memiliki produktivitas rata-rata di bawah 6-7 ton per hektar," ungkapnya.

Oleh karena itu, Kementan menargetkan produksi padi tahun ini bisa mencapai 81,2 juta ton. Di mana pada 2016, produksi padi mencapai 79,35 juta ton, dan pada 2017 mencapai 81,07 juta ton.

Selain di lahan kering, varietas Inpago 9 juga dianjurkan untuk ditanam pada lahan subur di wilayah Jawa dan lahan podsolik merah kuning (PMK) seperti di Lampung.

Pada panen yang dilakukan di Desa Banjareo dan Desa Puliharjo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen awal tahun ini, petani mengaku terkesan dengan produktivitas Inpago 9. Petani bahkan optimis target produktivitas 10 ton per hektar dapat tercapai.

"Inpago 9 memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit blas. Selama ini, penyakit blas merupakan momok yang menakutkan bagi petani padi ladang kering," ucap Ismail.

Sementara itu, untuk melengkapi pengembangan varietas Inpago 9 maupun varietas padi gogo lainnya, Kementan juga menyiapkan paket teknologi Largo Super.


Melalui paket teknologi ini, petani dapat mengenal beragam teknologi pendukung, sepertu sistem larikan gogo. Sistem tersebut menunjukan jarak tanam untuk menghasilkan proses fotosintesis yang lebih optimal.

Selain itu, petani juga dikenalkan dengan penggunaan alat tanam tebar benih langsung. Petani juga akan diedukasi mengenai pemberian pupuk hayati atau pupuk berbasis mikroba non patogenik. Pupuk tersebut berfungsi untuk meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah.

Dengan paket ini juga, petani dianjurkan menggunakan bioprotektor untuk mengendalikan hama yang mengganggu tanaman padi.

Oleh karena itu, Ismail berharap pengembangan varietas Inpago 9 dengan paket teknologi Largo Super dapat mendongkrak produksi padi di lahan kering.

"Dengan pengembangan varietas Inpago dan paket teknologinya, kami harapkan produksi padi di lahan kering dapat meningkat sehingga secara keseluruhan produksi padi nasional pun bisa ditingkatkan," harapnya. (idr/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads