"Teoritis nya memang begitu, jadi kebalikan," kata Arief di Komplek Istana, Jakarta, Jumat (18/5/2018).
Arief menjelaskan sektor pariwisata itu sama halnya seperti ekspor. Pendapatan dalam bentuk dolar AS akan lebih banyak diterima jika dikonversi ke rupiah di saat nilainya tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah nilai dolar AS yang tinggi, dia juga berharap rentetan teror bom yang terjadi di Indonesia tidak memberikan dampak buruk pada sektor pariwisata.
Apalagi, kata dia, sudah ada 12 negara yang menerbitkan travel advisory alias peringatan bagi warga negara yang ingin melancong ke Indonesia.
"Kalau sekarang masih trip advisory, ini masih belum ada dampaknya, belum travel warning," ungkap dia. (hns/hns)