Ekonom RI Dapat Pengakuan Dunia

Ekonom RI Dapat Pengakuan Dunia

Dana Aditiasari - detikFinance
Minggu, 20 Mei 2018 17:17 WIB
Mari Elka Pangestu (Foto: Dikhy Sasra)
Philadelpia - Ekonom RI, Mari Elka Pangestu menerima penghargaan tertinggi dari Eisenhower Fellowship untuk salah satu "fellows" yang pernah ikut program mereka, berupa Distinguished Fellow Award 2018.

Penghargaan diberikan atas kiprahnya selama 30 tahun di berbagai bidang, mulai dari pemerintahan, akademisi, diplomasi dan sektor swasta.

Eisenhower Fellowship (EF) adalah lembaga swasta non-profit yang independen dan yang didirikan pada tahun 1953 oleh sejumlah warga negara terpandang di Amerika Serikat untuk menghormati Presiden Dwight D Eisenhower yang telah memberikan sumbangan besar pada kemanusiaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Progam utama EF adalah untuk menominasi sejumlah calon pemimpin dari berbagai negara dari seluruh dunia, untuk mengikuti program selama tiga bulan di AS dimana seorang "fellow" dapat melakukan pendalaman mengenai bidang dan minat mereka, serta membangun jaringan dan hubungan dengan berbagai lembaga di AS untuk memajukan misi mereka.

Jaringan dan hubungan juga dibangun antara sesama "fellows" dari negara-negara lain.

Mari Pangestu adalah "fellow" EF 1990 dan pada tahun tersebut ada 10 calon pemimpin dari Indonesia yang ikut program khusus EF untuk Indonesia.

Alumni EF 1990 antara lain adalah Nurcholis Majid alm., Natalia Soebagyo, Nabiel Makarim, Rusdian Lubis, Agung Laksono dan Barnabas Suebu. Sedangkan beberapa EF dari tahun ke tahun yang menjadi "leader" di bidangnya masing-masing, antara lain Bambang Brodjonegoro (Menteri Bappenas), Yuli Ismartono (media), Tantowi Yahya (politisi, diplomat), Nia Dinata (film), Svida Alisyahabana (media), Alissa Wahid (GUSDURian Network), Tri Mumpuni (sociopreneur di bidang hydropower), Budi Lim (arsitek), Uni Lubis (mMedia) dan Jerry Ng (sektor perbankan).

Mari Pangestu dikenal banyak membantu jaringan EF dalam pemberdayaan di Indonesia. "Penghargaan ini diberikan EF kepada Mari Pangestu karena kami mengapresiasi kontribusinya selama ini dalam untuk membangun jaringan EF di Indonesia dan dalam melaksanakan layanan publik yang tanpa lelah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih damai, sejahtera dan adil," kata EF President George de Lama.

Selain dikenal sebagai ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Prof. Mari Pangestu pernah dipercaya untuk menjadi Menteri Perdagangan Indonesia dari 2004 hingga 2011, dan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari 2011 hingga Oktober 2014.

Sebagai Menteri Perdagangan, Mari memimpin semua negosiasi perdagangan internasional dan kerja sama untuk Indonesia, menjaga kestabilan perdagangan dalam negeri dan pembangunan sarana pasar rakyat, dan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ia dikenal telah mengembangkan strategi baru dalam mengembangkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Indonesia.

Penghargaan juga diberikan oleh EF karena peran Mari Pangestu yang proaktif membangun jaringan dan kegiatan EF Indonesia maupun antara EF di kawasan dan secara lebih luas. Pertama, dalam rangka proses nominasi "fellow" yang terpilih mengikuti program EF setiap tahun dan menyumbang kepada pengembangan calon pemimpin ke depan, terutama dari kalangan perempuan.

Kedua, mendorong berbagai kegiatan oleh EF Indonesia untuk sejumlah kegiatan yang mendukung budaya lokal dan pemberdayaan perempuan, misalnya proyek warisan budaya, kewirausahaan di bidang fesyen dan isu urbanisasi.

Ketiga, dalam rangka membangun dialog, kerjasama dan kolaborasi, Mari Pangestu juga pro aktif mengembangkan jaringan EF Indonesia dengan jaringan EF di negara lain, termasuk memberikan dukungan bagi bahwa Indonesia yang sudah dua kali menjadi tuan rumah pertemuan internasional dan regional EF.

Jaringan EF terdiri dari pemimpin dan calon pemimpin di berbagai bidang di berbagai negara, dan merupakanadalah jaringan yang sangat bermanfaat untuk kepentingan Indonesia.

Penghargaan lain yang pernah diterima oleh Mari Pangestu adalah, gelar Doktor Kehormatan (College of Business and Economics), Australian National University (2013); Bintang Mahaputra (2013), pelayanan publik tertinggi oleh Presiden Indonesia; Lifetime Achievement Award for Women and Government Leadership, World Chinese Economic Forum (2014); dan George W. Ball Adjunct Professorship of International and Public Affairs, Columbia University (2015).

Lahir di Jakarta, ibu dua anak ini memperoleh S1 dan S2 dari Australian National University (ANU) dan doktor di bidang ekonomi dari University of California, Davis pada 1986. Dia juga tercatat sebagai anggota World Economic Forum, Network of Global Agenda Councils; duduk di sejumlah pengurus lembaga nir laba dalam negeri seperti Upaya Indonesia Damai (UID), dan di luar negeri seperti, Institute for Food Policy and Research Institute (IFPRI); dan anggota ahli/komisioner di berbagai inisiatif untuk pembangunan berkelanjutgan, seperti United Nations Sustainable Development Network (UN-SDSN) dan Low Carbon Development Inisiatiativef. (dna/dna)

Hide Ads