Banyak Benih Lobster Diselundupkan, Susi: Belinya Rp 3.000 per Ekor

Banyak Benih Lobster Diselundupkan, Susi: Belinya Rp 3.000 per Ekor

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 24 Mei 2018 03:18 WIB
Foto: Achmad Dwi Afriyadi
Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan kepolisian baru saja menggagalkan penyelundupan benih lobster. Bibit lobster yang berhasil diamankan sekitar 386 ribu benih.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, maraknya penyelundupan benih lobster karena memberikan keuntungan besar. Padahal, kata Susi, benih itu dibeli pengepul dari nelayan seharga Rp 3.000 per ekor.

"Beli dari nelayan Rp 3.000, jual Rp 30 ribu, jual lagi Rp 100 ribu per ekor. Keuntungannya besar sekali," kata dia di rumah dinasnya, Rabu (23/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Susi mengatakan, hanya menjual 1.000 ekor saja, keuntungan yang diberikan sangat besar.

"1.000 saja kali Rp 30 ribu kan Rp 30 juta untungnya. Karena keuntungan keserakahan, itu yang tidak boleh dibiarkan," ungkapnya.

Susi menuturkan, hal itu jelas merugikan nelayan asli yang mencari lobster. Sebab, jika bibitnya terus diburu maka akan menghabiskan lobster besar yang ada. "Nelayan asli lobsternya yang nggak dapat apa-apa," ujar Susi.

Pihaknya pun menyayangkan kondisi ini. Padahal, sekitar 20 tahun lalu nelayan bisa mendapat penghasilan hingga Rp 20 juta dalam sehari dengan menjual lobster besar. Hal tersebut sudah tidak terjadi lagi saat ini.

"Zaman dulu 20 tahun lalu harganya US$ 20-30, dianggapnya emas hitam untuk wilayah-wilayah pantai itu. Saatnya panen nabung buat masa depan karena sehari nelayan dapat Rp 5 juta-10 juta bahkan Rp 20 juta. Sekarang cerita itu tidak ada, dapatnya 5 ekor, 6 ekor," kata Susi.


Susi menerangkan, menyusutnya jumlah lobster karena diperdagangkannya benih lobster. Perburuan benih tersebut marak sejak tahun 2000.

"Dulu nelayan Bayah, Pelabuhan Ratu, Lampung itu setiap hari nangkep lobster besarnya satu ton-an. Tiba-tiba tahun 2000 hilang kita tidak tahu, mulai diperdagangkan bibitnya ke Vietnam," ungkap Sus (dna/dna)

Hide Ads