Toys R Us Bangkrut, Uang Pesangon Karyawan Belum Dibayar

Toys R Us Bangkrut, Uang Pesangon Karyawan Belum Dibayar

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 07 Jun 2018 11:43 WIB
Demo karyawan Toys R Us. Foto: Dok. CNN Money
Jakarta - Madelyn Garcia telah bekerja selama 30 tahun untuk Toys 'R' Us. Ia pun terakhir menjabat sebagai manajer toko di Boynton Beach, Florida. Ketika toko mainan dinyatakan bangkrut tahun lalu, dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa jika tokonya akan ditutup, dia akan mendapatkan pesangon setara enam bulan gaji.

"Kami mengandalkan pesangon kami. Uang pesangon selalu diberikan kepada karyawan ketika mereka menutup sebuah toko. Saya pikir kita harus diberi kompensasi selama bertahun-tahun bekerja," ujarnya seperti dikutip dari CNN Money, Kamis (7/6/2018).

Namun, ketika perusahaan mengumumkan di Maret bahwa mereka akan menutup semua toko di AS, 31.000 karyawan terkejut ketika mengetahui bahwa mereka tidak akan mendapatkan pesangon sama sekali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk itu, Garcia dan puluhan eks karyawan lainnya memprotes perusahaan agar membayar pesangon.

Pada Jumat dan Minggu lalu, mereka berada di depan toko-toko di New Jersey. Pada hari Senin mereka melancarkan protes di luar apartemen milik mantan CEO-nya David Brandon. Mereka juga melakukan protes di depan kantor New York.

"Saya marah. Saya tidak menyalahkan Toys 'R' Us. Ini perusahaan yang luar biasa, kami menyukainya. Itu sebabnya kami tinggal begitu lama. Aku menyalahkan pemilik modal dan keputusan soal kebangkrutan," ujar Garcia..

Puluhan Karyawan Toys R Us Tuntut Uang PesangonFoto: toys 'r' us

Kenyataannya, kepailitan itu menghambat perusahaan yang tengah dalam proses likuidasi untuk memberikan pesangon kepada para eks karyawan.

Namun, keputusan yang sama memungkinkan perusahaan yang melikuidasi untuk membayar para eksekutif seperti Brandon dalam bentuk bonus. Perusahaan ternyata harus memberi para eksekutif beberapa alasan untuk bertahan untuk membantu memperbaiki perusahaan yang bangkrut.

Berdasarkan aturan yang ada, peraturan perundangan tidak mengizinkan pesangon dibayar sampai utang perusahaan lunas.

"Karena kami dipaksa untuk melikuidasi bisnis, kami tidak dapat mengikuti proses pesangon yang normal," kata juru bicara Toys 'R' Us, Amy von Walter.


Beberapa karyawan yang diberhentikan pada awal proses penutupan dibayar dua bulan gaji. Namun, bagi karyawan yang harus bekerja melalui pemberitahuan 60 hari, yang berakhir pada akhir bulan ini, tidak memenuhi syarat untuk membayar apa pun jika mereka mencari pekerjaan baru. Itulah yang terjadi pada Garcia, yang tokonya tidak akan ditutup hingga akhir bulan ini.

Garcia mengatakan karyawan yang memprotes tahu kemungkinannya menentang mereka mendapatkan pesangon.

"Kami berharap itu akan mengubah keadaan, bahwa kami akan mendapatkan pesangon. Tetapi jika tidak, kami ingin memastikan bahwa perubahan dibuat sehingga ini tidak terjadi lagi di masa depan," tutupnya. (ara/ang)

Hide Ads