Kementan Bakal Kembangkan Kawasan Pertanian Terintegrasi

Kementan Bakal Kembangkan Kawasan Pertanian Terintegrasi

Prima Fauzi - detikFinance
Kamis, 07 Jun 2018 22:15 WIB
Foto: Dok. Kementan
Indramayu - Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, mengatakan siap mensinergikan dan mengembangkan kawasan pertanian terintegrasi. Hal itu, kata dia, sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi yang menganggap sektor pangan bakal jadi komoditas penting.

"Ke depan, kami akan bersinergi mengembangkannya di daerah lain, sesuai arahan dan rekomendasi Bapak Presiden nanti," kata Amran dalam keterangan tertulis, Kamis (7/6/2018).

Hal tersebut diungkap Amran setelah melakukan diskusi bersama Menteri BUMN Rini Soemarno dan Presiden Jokowi terkait pembangunan kawasan pertanian modern saat peresmian program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Sistem Pertanian di Sliyeg, Indramayu, hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebelumnya Jokowi menegaskan, sektor pangan akan menjadi komoditas penting yang diperebutkan dunia. Menurutnya negara yang tidak memiliki sektor pertanian akan kebingungan. Oleh karena itu Jokowi menilai peran petani sangat strategis dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

"Seluruh petani khususnya petani Indramayu yang bersama kita di sini. Berkali-kali saya sampaikan, bahwa tidak bisa lagi petani berjalan sendiri-sendiri. Rakyat harus terorganisasi dan petani juga harus terorganisir," kata Jokowi.

Dia juga menyebutkan meski saat ini telah banyak kelompok tani, namun masih banyak kelompok yang berskala kecil. Kesatuan antar petani, lanjut dia, menjadi keharusan sehingga terbentuk organisasi yang besar agar bisa menang dalam persaingan pasar dunia.

"Seperti cara kerja perusahaan besar atau korporasi harus dalam jumlah yang besar. Saya yakin petani bisa lakukan itu, membuat pertanian menjadi besar," imbuh Jokowi.


Dia mencontohkan PT Mitra BUMDes Bersama (MBB) Indramayu yang menjadi mitra petani dalam berbagai kegiatan produksi tani seperti proses penyediaan bibit, pupuk, pengajuan kredit usaha rakyat, hingga penjualan hasil tani. (idr/idr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads