Pengusaha Yakin Izin Online Terpadu Bisa Kerek Investasi

Pengusaha Yakin Izin Online Terpadu Bisa Kerek Investasi

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Sabtu, 16 Jun 2018 18:35 WIB
Foto: Fadhly F Rachman/detikFinance
Jakarta - Pemerintah masih belum meluncurkan layanan perizinan online terpadu atau online single submission (OSS). Padahal, layanan terpadu itu telah ditargetkan beroperasi pada Mei 2018.

Walau demikian, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani yang mewakili kalangan pengusaha tetap optimis program tersebut bisa berjalan secepatnya. Dia mengatakan dengan adanya sistem terpadu ini dapat mendorong investasi yang masuk di dalam negeri.

"Bagi kami dunia usaha, kami yakini akan jalan dan kalau jalan, ini bisa menumbuhkan investasi di Indonesia karena ini salah satu keluhan utama bagi investor, terutama yang dari luar negeri untuk investasi masuk ke Indonesia, karena selama ini masih terus berbeda kebijakan yang ada di pemerintah pusat dan daerah," kata Rosan saat open house di rumahnya, Jakarta, Sabtu (16/6/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi harapan kami ini terobosan dan bisa memberikan kepastian, jadi semua terukur. Misalnya, izin itu harusnya berapa waktunya, berapa lama. Semuanya jadi terukur, ini juga untuk mengatasi ego sektoral di masing-masing kementerian dan lembaga," ujarnya.



Rosan sangat yakin bahwa pemerintah serius untuk menjalankan program ini. Minimal, kata Rosan, program ini bisa berjalan penuh pada 2019 mendatang. Sebab, kata Rosan, dalam program ini pemerintah masih memiliki tugas dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM).

"SDM masih jadi pekerjaan rumah yang utama. InsyaAllah bisa tahun ini, meski untuk rapinya baru tahun depan. Tapi ini harus dijalankan, kalau tidak nanti tertunda terus," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pemerintah pusat harus melakukan koordinasi dengan daerah agar program ini dapat berjalan lancar. Sebab menurutnya, kerap terjadi ego sektoral di pemerintah daerag.

"Ini perlu ada pemahaman, sosialisasi, dan kebersamaan. Kalau tidak, nanti tidak kemana-mana investasi di Indonesia dan tertinggal dari negara-negara lain yang selalu meningkatkan kebijakannya dalam rangka menunjang investasi masuk," tuturnya.

(fdl/eds)

Hide Ads