Di pasar ini menjual bermacam-macam mainan, mulai dari mobil-mobilan, robot-robotan, hingga boneka berbagai karakter animasi.
Harga produk yang ditawarkan di pasar ini mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Produk mainan yang dijual mulai dari bikinan lokal hingga impor dari China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, menurut penuturan pedagang, Lebaran tahun ini situasi di Pasar Gembrong tak seramai tahun lalu. Berikut informasi selengkapnya.
Pedagang Sebut Jumlah Pengunjung Berkurang
|
Foto: Trio Hamdani
|
"Pengunjung lumayan ramai. Tapi tahun ini kalah dibanding tahun kemarin. Karena gusuran mungkin, pengunjung mikirnya ini pasar mau digusur. Jadi mikirnya pedagang pindah, jadi pada nggak datang lagi," katanya saat berbincang dengan detikFinance, Senin (18/6/2018)
Pedagang lain, Peyot juga merasakan jumlah pembeli pada Lebaran saat ini tak seramai tahun sebelumnya.
"Enakan tahun lalu, tahun kemarin seminggu sebelum Lebaran saja sudah ramai. Kalau sekarang pas abis Lebaran saja ramainya," sebutnya.
Pedagang di Toko Kota, Ibu Nok menyampaikan Lebaran saat ini memang banyak pengunjung dibandingkan hari biasa. Namun jika dibandingkan Lebaran tahun lalu jumlahnya lebih sedikit.
"Tahun ini sepi. Turunnya banyak. Dalam sehari, Lebaran kita layani orang banyak tapi nggak sebanyak Lebaran kemarin," kata dia.
Omzet Pedagang Turun hingga 50%
|
Foto: Trio Hamdani
|
Pedagang mainan, Ibu Nok, mengatakan pada Lebaran tahun lalu dia bisa mengantongi omzet hingga Rp 10 juta per hari. Lebaran kali ini dia hanya bisa mengumpulkan separuhnya, yakni Rp 5 juta atau turun 50%.
"Omzet Lebaran tahun kemarin di atas Rp 10 juta per hari. Kalau sekarang paling Rp 4 juta -Rp 5 juta saja," kata Ibu Nok saat berbincang dengan detikFinance di toko mainannya, Toko Kota, Senin (18/6/2018).
Kondisi tersebut memaksa dia harus mengurangi keuntungan. Untuk satu mainan, keuntungan yang dia patok berkisar Rp 10 ribu- Rp 20 ribu saja.
Senada, Yenni, pemilik toko mainan, Yenni Toys, juga mengalami kondisi serupa. Lebaran tahun ini omzet nya turun sekitar 25%.
"Omzet Lebaran tahun kemarin bisa Rp 8 juta per hari. Kalau sekarang turun 25%," sebutnya.
Agar tak kehilangan pelanggan, dirinya berupaya untuk memperkaya ragam mainan yang dia jual.
Mainan Lokal hingga impor China di Pasar Gembrong
|
Foto: Trio Hamdani
|
Pedagang mainan, Alfin menuturkan mainan lokal paling banyak dijual di tempatnya. Pasalnya tak banyak yang minat dengan mainan asal China yang dia jual.
"Paling banyak lokal. Itu rata rata dari Tangerang, Cikarang, Bogor. Impor ada cuma barangnya nggak begitu laku, nggak seperti barang lokal. Barang impor kemarin dititipin malah mahal, beda Rp 17 ribu-Rp 18 ribuan, itu impor dari China," katanya saat berbincang dengan detikFinance, Senin (18/6/2018).
Tapi dari segi keunggulan dia akui China lebih bagus. Tapi konsumen tak terlalu menyukainya karena harga lebih mahal dari lokal.
Pedagang lain, Satimah sebaliknya, barang yang paling banyak dicari di tokonya berasal dari China. Kualitasnya dianggap lebih bagus. Namun di tokonya, mainan lokal tetap paling banyak dijual.
"Kalau orang orang nyari nya yang buatan luar, China semua. Yang dicari kualitasnya juga. Kalau harga belakangan," ujarnya.
Pedagang lain, Ali juga mengatakan mainan yang banyak dia jual mayoritas dari China. Alasannya mainan buatan lokal tidak begitu banyak. Mainan China juga disebutnya memiliki kualitas lebih baik sehingga banyak dicari.
Halaman 2 dari 4











































