Dirinya mengapresiasi dan terus mengingatkan pengerjaan proyek dana desa agar dikelola secara swadaya antarwarga atau swakelola.
"Bahwa semua pekerjaan dana desa wajib dilakukan dengan swakelola dan 30 persennya untuk upah pekerja. Jadi uangnya berputar di desa sehingga pendapatan naik dan ekonomi desa berkembang," kata Eko dalam keterangan tertulis, Selasa (26/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Eko juga berharap melalui dana desa, komoditas yang ada di desa dikembangkan melalui program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dengan penyertaan modal BUMDes sebesar Rp 50 juta.
"Tahun depan sebesar Rp 73-80 T rencana dana desa akan dinaikkan. Tolong dana desa manfaatkan benar-benar. Dan akan ada bantuan sebesar Rp 1-2 M untuk 500 desa percontohan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi," katanya.
Sementara itu, warga mengaku dengan adanya program PKT berupa pembangunan dan pelebaran jalan desa, akses menuju pasar di Kabupaten Ponorogo semakin dekat.
Kini masyarakat Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, berharap hal tersebut mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi.
"Dengan adanya program Padat Karya Tunai pelebaran jalan sepanjang 350 meter ini, maka akan menembus sampai ke Kabupaten Ponorogo di mana di sana ada pasar desa sehingga jalan ini membuka akses pertumbuhan ekonomi," ujar Kepala Desa Gemaharjo, Wahyu Pudjiono.
Wahyu menjelaskan, pembangunan pelebaran jalan desa tersebut menggunakan anggaran dana desa dengan total sebesar Rp 23 juta. Pengerjaan dilakukan oleh sekitar 50 orang dengan upah Rp 65 ribu per hari.
"Pada tahun 2018 ini kami mendapat anggaran dana desa sebesar Rp 801 juta. Sebanyak Rp. 603 juta dialokasikan untuk program padat karya tunai. Sebesar Rp 187 juta kami alokasikan untuk upah tenaga kerja. Kami juga gunakan dana desa untuk inovasi desa, yaitu posyandu disabilitas dan yang tidak punya BPJS mendapat biaya kesehatan gratis," sambungnya.
Salah satu warga di Desa Gemaharjo, Hadi, merasakan betul manfaat dari program PKT ini. Sebagai petani, biasanya setelah musim tanam dirinya menganggur untuk menunggu musim panen. Di sela-sela itu, kini dirinya bisa mengikuti ikut program PKT.
"Sehari dapat Rp65 ribu, jadi tidak menganggur lagi. Awalnya jalan ini perkebunan. Dengan dibuat jalan ini, transportasi lancar, mengangkat hasil tani juga lancar. Kalau dulu bawa hasil tani harus di panggul dan jalan kaki, sekarang bisa menggunakan mobil pick-up atau motor," terangnya.
Sebagai informasi, Mayoritas warga Desa Gemaharjo yang bekerja sebagai petani sangat terbantu dengan akses pelebaran jalan. Tidak hanya membuka akses jalan tani, melainkan juga menyambung koneksi ke pasar desa.
Selain hasil tani, masyarakat Desa Gemaharjo memiliki produk unggulan ternak sapi dan pengrajin batu bata atau bata merah.
(mul/ega)