Banggar Lanjut Bahas Penerimaan Migas dan Subsidi Energi 2019

Banggar Lanjut Bahas Penerimaan Migas dan Subsidi Energi 2019

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 03 Jul 2018 10:51 WIB
Foto: Hendra Kusuma - detikFinance
Jakarta - Badan Anggaran (Banggar) dewan perwakilan rakyat (DPR) kembali melanjutkan rapat panja asumsi dasar, kebijakan fiskal, pendapatan, defisit, dan pembiayaan dengan pemerintah.

Acara ini dihadiri perwakilan Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM. Agenda yang dijadwalkan pukul 09.00 WIB pun molor dan baru dilaksanakan pada pukul 10.20 WIB.

Pimpinan Rapat Banggar Said Abdullah mengatakan, rapat panja hari ini membahas mengenai dua agenda, yang pertama penerimaan sektor migas, dan yang kedua mengenai subsidi energi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin kita sudah bahas arah makro dan kebijakan fiskal. Hari ini kita masuk ke penerimaan migas dan subsidi BBM, dan subsidi listrik," kata Said di ruang rapat Banggar, Jakarta, Selasa (3/7/2018).



Turut hadi mewakili Menteri Keuangan, adalah Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara, perwakilan Kementerian ESDM yakni Dirjen Ketenagalistrikan Andy Soomeng, Dirjen Migas Djoko Siswanto, dan Kepala BPH Migas Fansrullah Asa.

Said mengatakan, pemerintah harus benar-benar menghitung dengan benar terkait kebutuhan subsidi energi agar tepat sasaran.

"Hadir dirjen listrik, semoga tidak bengkak lagi, kawan pimpinan banggar selalu dapat keluhan di bawah karena selalu tidak tepat sasaran," jelas dia.

Agar tidak membuang waktu, Said pun langsung meminta pemerintah memaparkan terkait dengan subsidi energi.

"Setelah itu kita lanjutkan dengan PNBP K/L, karena ini pagu indikatif awal, pokok-pokok kebijakan inti saja, koordinator panja saya per silahkan," jelas dia.

Hasil rapat kerja pemerintah dengan Komisi XI DPR menyepakati bahwa pertumbuhan ekonomi 2019 di kisaran 5,2-5,6%, inflasi 2,5-4,5%, tingkat suku bunga SPN 3 bulan 4,6-5,2%, dan nilai tukar Rp 13.700-Rp 14.000 per US$. Sementara harga minyak mentah Indonesia (ICP) diproyeksikan US$ 60-70 per barel, lifting minyak 722-805 ribu barel per hari (bph), dan lifting gas 1,2-1,3 juta barel setara minyak per hari.

(eds/eds)

Hide Ads