Ada 124 barang yang di-review oleh Trump. Trump berpotensi mencabut GSP untuk barang-barang tersebut. Apabila Trump mencabut GSP sejumlah barang tersebut, artinya ada bea masuk yang harus dibayarkan.
Hal ini dilakukan Trump bukan tanpa alasan, Pengamat Ekonomi dari Bank Permata Jhosua Pardede menjelaskan, saat ini neraca perdagangan AS defisit karena terlalu banyak barang luar yang masuk ke dalam AS. Hal tersebut membuat AS meng-evaluasi negara negara yang mendapat GSP agar mengetahui negara mana saja negara yang membuat AS mengalami defisit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan bila GSP benar-benar di dicabut dari Indonesia oleh Amerika tentunya Indonesia harus menemukan negara tujuan ekspor baru sebagai pengganti Amerika Serikat.
"Makanya setelah kemarin dengan Cina kemudian juga Eropa kemudian sekarang juga masuk dengan GSP ini, jadi memang AS akan menaikkan bea impor terutama untuk barang-barang di Indonesia tentunya akan berdampak cukup negatif untuk ekspor kita juga. Indonesia harus segera menemukan negara tujuan ekspor baru," kata dia
Sebagai informasi, jika Indonesia ternyata hak istimewa untuk impornya dicabut maka Indonesia berpotensi membayar bea masuk sekitar US$ 1,8 miliar per tahun atau setara Rp 25,2 triliun (Kurs Rp 14.000/US$). (dna/dna)