Kunjungan kerja tersebut digelar Kementerian Perdagangan bersama dengan KADIN, asosiasi, para pelaku usaha, dan para pemangku kepentingan. Kunjungan ini merupakan langkah antisipatif atas dinamika perdagangan internasional saat ini yang memicu merebaknya kebijakan proteksionisme hingga kenaikan tarif bea masuk. Di samping itu, kunjungan ini akan memperkuat kemitraan bilateral kedua negara.
"Kita berupaya menjaga dan mengamankan pasar komoditas ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan ekspornya untuk mencapai target pertumbuhan ekspor 11%. Oleh karena itu, pemerintah harus sigap bertindak jika ada indikasi pasar ekspornya akan mengalami hambatan. Kunjungan ke AS kali ini berupaya menjaga agar kepentingan ekspor Indonesia tidak terganggu karena AS adalah negara mitra dagang utama kedua setelah China," kata Mendag Enggar di Kantor Kementerian Perdagangan, Jumat (13/7) di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu agenda yang akan dibahas Mendag di AS adalah kenaikan tarif impor besi baja dan aluminium ke AS. lndonesia diagendakan memenuhi undangan Duta Besar United States Trade Representatives (USTR) untuk membahas review AS terhadap negara-negara penerima Generalized System Preferences (GSP) dan Indonesia merupakan salah satunya.
Undangan ini merupakan hasil dari lobi secara tertulis yang dilakukan Pemerintah Indonesia. Selain itu, Mendag Enggar juga dijadwalkan bertemu Menteri Perdagangan AS serta menggalang dukungan dari industri dalam negeri AS. (dna/dna)