Berdasarkan Statistik Utang Luar Negeri (SULNI) yang diterbitkan Bank Indonesia (BI), berikut rincian posisi ULN menurut kreditur atau yang memberikan kredit. Dari statistik komposisi pemberi pinjaman dibagi menjadi dua yakni utang dari negara lain dan utang dari organisasi internasional.
Untuk pinjaman dari negara lain tercatat US$ 182,3 miliar atau sekitar Rp 2.606 triliun (kurs Rp 14.300) jumlah ini tumbuh dibandingkan periode bulan sebelumnya US$ 181,8 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian diikuti dengan Jepang yang memberikan kredit sebesar US$ 29,13 miliar melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 30,05 miliar.
Kemudian posisi ketiga ditempati oleh China sebesar US$ 16,5 miliar lebih lambat dibandingkan periode April 2018 sebesar US$ 16,6 miliar. Selanjutnya ada Amerika Serikat (AS) yang tercatat sebesar US$ 15,2 miliar tumbuh dibandingkan periode April 2018 sebesar US$ 12,43 miliar.
Selanjutnya Hong Kong memberikan kredit sebesar US$ 12,9 miliar tumbuh dibandingkan periode April US$ 12,8 miliar. Kemudian negara Eropa lainnya mengucurkan kredit sebesar US$ 9,09 miliar turun dibandingkan periode bulan sebelumnya US$ 9,2 miliar.
Kemudian Belanda tercatat US$ 8,8 juta turun dibanding bulan April 2018 sebesar US$ 10,5 miliar. Selain itu sindikasi negara-negara lain tercatat US$ 6,7 miliar melambat dibanding bulan sebelumnya US$ 6,8 juta.
Untuk pinjaman dari organisasi internasional pada Mei 2018 secara total tercatat US$ 31,3 miliar. Untuk organisasi internasional yang paling banyak mengucurkan pinjaman adalah International bank for reconstruction and development (IBRD) tercatat US$ 16,8 miliar, kemudian Asian Development Bank tercatat US$ 9,1 miliar. International Monetary Fund (IMF) tercatat US$ 2,8 miliar. (ang/ang)











































