Salah satu mantan pegawai MSI, Chairul mengatakan, awallnya para pegawai dijanjikan pembayaran sisa gaji, THR, tunjangan hingga pesangon akan didahulukan.
"Kalau sisa gaji, THR, kejelasan BPJS Ketenagakerjaan sudah, tapi sisa pesangon ini tidak jelas," tuturnya di Gedung Ricoh, Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Dia mengaku kecewa mengetahui MDRN telah menjual beberapa aset dan peralatan Sevel untuk membayar utang. Meski hal itu diatur dalam putusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang jatuh pada Oktoner 2017
"Memang PKPU 1 tahun sampai Oktober 2018. Tapi untuk karyawan dan pajak dijanjikan sampai 31 April 2018. Harusnya selesaikan masalah pegawai dulu. Jangan-jangan pembayaran pajak juga sudah" tambahnya.
Mantan pegawai lainnya, Neneng, menjelaskan ada 3 entitas usaha dari Modern Internasional yang masih belum menyelesaikan pembayaran pesangon mantan pegawainya.
"MSI itu baru dibayar sekitar 36%, terus Sarana Logistik utama 20% dan karyawan Modern Internasionalnya sendiri. Kalau total keseluruhannya bisa Rp 25 miliar," tambahnya.
Seperti diketahui, MDRN sendiri memang tengah menghadapi beban berat untuk menyelesaikan semua utang-utangnya setelah anak usahanya MSI gulung tikar. Perseroan melakukan apa saja hingga menjual peralatan 7-Eleven demi melunasi kewajibannya.
Meski tak kunjung laku perseroan pun rela menyewakan peralatan itu ke toko convenience store lain. Meski uangnya masuk ke dalam Borrelli Walsh selaku konsultan yang menjadi mediator penjualan aset-aset MSI.
"Saya Mengetuk Hati Pak Sungkono"
Di demo ini, orasi dengan meneriakan yel-yel pembayaran pesangon. Mereka juga menyebut Sungkono Honoris yang bertanggung jawab atas pembayaran pesangon.
"Kami datang dengan damai, kami mengetuk pintu hati Pak Sungkono utnuk membayar pesangon kita. Untuk menyambung hidup, kami hanya minta hak kita," kata sang orator di Gedung Ricoh, Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Meski gaji, THR dan tunjangan sudah dibayarkan, namun menurut mereka dana pesangon itu sangat dibutuhkan. Apalagi bagi mereka yang tak lagi mendapatkan pekerjaan.
"Banyak dari teman-teman kami yang sudah lanjut usia yang mungkin tidaj bisa lagi bekerja. Sebelum hak kami diselesaikan, kami akan terus menuntut hak kami," imbuhnya.
Sungkono Honoris sendiri saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Modern Internasional Tbk. Dia merupakan salah satu anggota keluaraga Honoris yang memiliki kerjaan bisnis Modern Group
(zlf/zlf)