500 Pengusaha RI dan Rusia Kumpul di Moskow, Ini yang Dibahas

Laporan dari Moskow

500 Pengusaha RI dan Rusia Kumpul di Moskow, Ini yang Dibahas

Herianto Batubara - detikFinance
Kamis, 02 Agu 2018 20:05 WIB
Foto: Herianto Batubara
Moskow - Forum Bisnis Indonesia-Rusia digelar di Moskow, Rusia. Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M Wahid Supriyadi mendorong agar kedua negara meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk di sektor pariwisata.

Forum Bisnis Indonesia-Rusia digelar di World Trade Center Moskow, Rusia, Kamis (2/8/2018). Hadir Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sebagai pembicara kunci.

Selain dua nama di atas, di lokasi juga tampak Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Forum bisnis juga dihadiri para pemangku kepentingan di Rusia dan Moskow serta sekitar 500 orang pengusaha, baik dari Rusia maupun dari Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Infrastruktur penunjang pariwisata menjadi fokus utama dalam forum bisnis ini. Namun demikian, sektor-sektor lain juga turut dibahas seperti energi, industri, perhubungan, dan minyak sawit.

"Senang sekali melihat para pejabat pemerintah, pengusaha, dan sektor swasta dari dua negara persaudaraan berkumpul di sini hari ini. Kedutaan Besar Republik Indonesia bekerja sama dengan Dewan Bisnis Indonesia Rusia (RIBC) menyelenggarakan acara ini bersama Festival Indonesia ketiga, untuk memfasilitasi pertukaran pandangan dan interaksi yang lebih besar untuk mencari peluang bisnis kedua belah pihak," kata Wahid.

Wahid berkata, dirinya berharap lewat forum ini terjalin tindak lanjut nyata kesepakatan kerja sama dalam berbagai bidang antara Indonesia dan Rusia.

"Oleh karena itu, saya ingin mengajak semua peserta untuk memanfaatkan momen yang menguntungkan ini yang disediakan oleh forum bisnis ini untuk mencari dan mengeksplorasi kemungkinan mengembangkan kemitraan perdagangan, peluang investasi, dan pembentukan jejaring bagi kedua belah pihak peserta Indonesia dan Rusia," ucapnya.

Menurut Wahid, hubungan Indonesia-Rusia sudah lama terjalin erat khususnya di bidang perdagangan, investasi, pariwisata, dan pertukaran budaya. Hal tersebut ditandai dengan Deklarasi Persahabatan dan Kemitraan Hubungan Indonesia-Rusia yang ditandatangani Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2013, lalu diikuti dengan pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dan Vladimir Putin di Sochi pada 2016.

"Untuk meningkatkan hubungan prospektif kami, kami sekarang telah menyiapkan Deklarasi Kemitraan Strategis antara Rusia dan Indonesia yang saya harap akan ditandatangani secara historis dalam waktu dekat," ujarnya.

Dubes Wahid mengatakan, Rusia merupakan pasar potensial dengan lebih dari 147 juta orang penduduk dan pertumbuhan angka kalangan menengah dan purchasing power yang cukup tinggi. Berdasarkan data Federal Custom Service Rusia, total perdagangan Indonesia dan Rusia tahun 2017 mencapai US$ 3,27 miliar, meningkat 25,2% dari tahun 2016, dengan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 1,69 miliar.


Di sektor pariwisata, jumlah wisatawan Rusia ke Indonesia meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata RI, tahun 2017 wisatawan Rusia ke Indonesia sebanyak 110.529 orang, naik 37,28% dari tahun sebelumnya dan merupakan persentase kenaikan tertinggi dari negara-negara lainnya.

"Hasil positif tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Rusia yang positif setelah 2014. Namun, total perdagangan antara Indonesia dan Rusia masih jauh dari harapan kami dan potensi sesungguhnya," ujarnya.

Menurut Dubes Wahid, Indonesia adalah pasar yang besar bagi Rusia dengan populasi penduduk yang sangat besar begitu pula sebaliknya. Menurutnya sangat disayangkan jika kedua negara tidak mengambil potensi tersebut.

"Sifat hubungan perdagangan kita dengan Rusia tidak saling bersaing, di sisi lain lebih saling melengkapi. Misalnya, kita punya minyak sawit, tetapi kita tidak bisa menanam gandum. Tahun lalu, Indonesia mengimpor gandum dari Rusia US$ 200 juta atau meningkat 590% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan potensi besar negara kami, saya berharap bahwa tidak hanya perdagangan total akan meningkat tetapi juga investasi dan kerja sama pariwisata akan tumbuh secara signifikan lebih tinggi yang pada gilirannya akan membawa manfaat ekonomi bagi kemakmuran kedua bangsa kita," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Dubes Wahid juga mengingatkan para peserta untuk meramaikan Festival Indonesia ketiga yang digelar tanggal 3-5 Agustus di di Taman Krasnaya Presnya. Festival Indonesia ketiga ini mengangkat tema 'Visit Wonderful Indonesia: Explore our Regions'. Lewat festival itu dia berharap publik Rusia makin tertarik untuk berwisata dan berinvestasi ke Indonesia.

"Terakhir namun tidak kalah pentingnya, saya ingin memberitahu Anda bahwa pada 24-28 Oktober pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan acara perdagangan terbesar di Indonesia yang disebut Trade Expo Indonesia. Bagi siapa saja yang ingin berdagang dengan Indonesia, ini adalah kesempatan terbaik bagi Anda untuk datang ke Indonesia," ucapnya.

(hri/fdl)

Hide Ads