Busyet! Harga Jengkol Setara Daging Sapi

Busyet! Harga Jengkol Setara Daging Sapi

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Sabtu, 04 Agu 2018 10:32 WIB
Busyet! Harga Jengkol Setara Daging Sapi
Foto: Istimewa
Jakarta - Pecinta jengkol sepertinya harus merogoh kocek lebih dalam untuk bisa mengkonsumsinya.

Sebab, harga jengkol saat ini sedang melonjak tinggi, bahkan mencapai Rp 100.000/kilogram (kg) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Tingginya harga jengkol ini hampir mendekati harga daging sapi segar per kg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data infopanganJakarta, Jumat (3/8/2018), harga rata-rata daging sapi murni (semur) Rp 117.024/kg sedangkan rata-rata harga daging sapi has (paha) Rp 123.500/kg. Dari perbandingan harga tersebut, kenapa ya harga jengkol saat ini mahal?

Berikut berita selengkapnya :

Harga Jengkol Hampir Setara Daging Sapi

Foto: Istimewa
Harga jengkol saat ini menyentuh angka Rp 100.000/kg Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan tingginya harga jengkol saat ini disebabkan produksi yang sedang tersendat karena belum memasuki masa panen.

"(Mahal) Itu karena barangnya saja nggak ada, ini barangnya lagi nggak panen. Itu kan jengkol yang sekarang hasil sisa-sisa aja," kata dia kepada detikFinance, Jumat (3/8/3018).

Sebagai informasi dari hasil penelusuran detikcom, hampir seluruh daerah mengalami kenaikan harga jengkol.

Seperti di Jepara harga jengkol mencapai Rp 60.000/kg. Padahal Jepara termasuk daerah yang terkenal dengan produksi jengkolnya yang manis dan enak.

Untuk sebagian besar wilayah Jawa Barat, jengkol tembus harga hingga Rp 80.000/kg, padahal harga sebelumnya hanya Rp 20.000/kg.

Kenapa Harga Jengkol Mahal?

Foto: Istimewa
Tingginya harga jengkol ini disebabkan karena belum memasuki musim panen. Selain itu tanaman jengkol tidak bisa digantikan dengan jenis tanaman lain karena salah satu sayuran ini punya aroma dan rasa yang unik. Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran.

"Ya kalau nggak panen ya nggak ada (barangnya), ya harganya (jadi) mahal. Kan nggak ada substitusi, ya sebenarnya sih kalau barangnya nggak ada dan orangnya bukan jengkol mania sih nggak apa-apa. Mending makan yang lain," kata dia, kepada detikFinance, Jumat (3/8/2018).

Ngadiran menjelaskan, masa panen tanaman jengkol memiliki waktu panen. Di mana, jengkol baru bisa dipanen atau memasuki masa panen setiap enam bulan sekali.


November Harga Jengkol Turun

Foto: Ari Saputra
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran memprediksi harga jengkol akan kembali normal menjelang akhir 2018.

Menurutnya, tanaman jengkol akan memasuki panen pada November dan Desember.

Ngadiran menjelaskan, masa panen tanaman jengkol memiliki durasi. Setiap enam bualan sekali tanaman dengan aroma unik ini baru bisa masuk masa panen.

"Kalau musim panen Jengkol itu setiap enam bulan sekali, dan terakhir itu tiga bulan lalu. Bakal ramai lagi jengkol itu di November dan Desember," kata dia kepada detikFinance, Jumat (3/8/2018).

Untuk daerahnya sendiri, Sumatera dan Kalimantan adalah wilayah yang menjadi penghasil utama jengkol. Ngadiran menjelaskan, meski penen di dua pulau tersebut melimpah, namun tingkat konsumsi akan jengkol di dua pulau tersebut termasuk tinggi.

Halaman 2 dari 4
(ang/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads