Keperkasaan Dolar AS Tekan Pendapatan Garuda hingga 5%

Keperkasaan Dolar AS Tekan Pendapatan Garuda hingga 5%

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 06 Agu 2018 16:17 WIB
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury/Foto: Muhammad Ridho
Jakarta - Keperkasaan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sepanjang tahun ini menghambat pertumbuhan pendapatan Garuda Indonesia. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury mengatakan, dengan semakin perkasanya dolar AS, maka biaya operasional membuat kinerja maskapai penerbangan milik negara itu tertekan.

"Revenue kita sampai semester I (2018) ini hanya naik 6%. Kalau dikeluarkan dari faktor currency (nilai tukar) tadi, kita harusnya bisa naik 11%. Jadi terpengaruh 4-5%," katanya saat ditemui di markas detikcom, Jakarta Selatan, Senin (6/8/2018).

Selama ini, Garuda Indonesia mencatatkan laporan keuangan dalam mata uang dolar AS. Pasalnya, pembukuan menggunakan dolar AS, maka mata uang rupiah akan dinilai sebagai mata uang asing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hal itu membuat Garuda menghadapi tantangan dari sisi kenaikan harga bahan bakar. Sementara itu, Garuda Indonesia tidak bisa serta-merta menaikkan harga tiket karena kenaikan beban ini.

"Makanya yang dilakukan dalam jangka pendek, kita lihat untuk lebih ekspansi ke rute internasional dan peningkatan utilisasi pesawat. Oleh karena itu kita lihat rute-rute internasional akan kita expand, termasuk market charter ke China," kata Pahala.

Adapun saat ini porsi pendapatan dari rute internasional mencapai 50% dari total pendapatan Garuda Indonesia. Garuda Indonesia tengah mengembangkan beberapa rute internasional baru yang dirasa potensial memperbaiki pendapatan perseroan, di antaranya rute Denpasar-Xian, Denpasar-Zhengzhou, dan Denpasar-Mumbai.

(eds/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads