Eko Wicaksono nama pemiliknya. Lantas apa yang bikin dia cukup nekat?
"Tujuan kami ada tiga poin utama, satu membagi, memberi. Kedua, saya percaya terutama di Indonesia ini masih banyak orang baik dan mau memberi dan saya mungkin baru jadi triger-nya saja," katanya kepada detikFinance di lokasi, Kamis (9/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maksud dari poin kedua, yakni meski dia menjual soto ayam tanpa mematok harga, dia percaya rezeki tidak akan kemana. Artinya ada saja bantuan berdatangan untuk menutup biaya operasional sehingga tidak rugi.
"Saya memulai dan saya yakin akan banyak teman-teman yang akan membantu, akan men-support, mendukung kita," terangnya.
Hal itu terbukti bahwa sudah berdatangan bantuan donasi dari orang-orang sekitar.
"(Donaturnya) macam-macam ya. Saat ini sih lebih banyak teman-teman yang di medsos. Ada juga keluarga yang mendukung, terus rekan-rekan customer saya mendukung. Customer karena kan di luar ini kita masih punya usaha, punya kegiatan atau pekerjaan di luar ini. Nah mereka dengan antusias mendorong," paparnya.
Alasan ketiga, lanjut dia, dengan dibukanya Soto Goceng bisa memutar perekonomian masyarakat sekitar.
"Terus poin ketiga, tujuannya adalah kami ingin memberikan peluang usaha, lapangan kerja bagi teman-teman yang mengoperasikannya ini, yang masak, yang belanja, dan seterusnya, sekaligus menghidupkan warung warung sebelah. Kalau beli beras kan di sebelah, kita saling mengisi," ujarnya.
Tak berhenti di situ, rencananya minggu depan Soto Goceng dibuka lagi di Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Maka totalnya akan ada dua warung Soto Goceng.
"Ini yang pertama kita buka. Minggu depan sudah kita jadwalkan pembukaan untuk di daerah Tanjung Barat ya. Kita jalankan dua ini dulu sampai bisa survive secara otomatis, animo masyarakat, dan penghasilannya katakanlah stabil baru kita buka yang lain," tambahnya. (ara/ara)