Bicara soal Krisis 1998, Sri Mulyani: Manusia Aset Terpenting

Bicara soal Krisis 1998, Sri Mulyani: Manusia Aset Terpenting

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 13 Agu 2018 15:29 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Ari Saputra
Jakarta - Pemerintah menjadikan sumber daya manusia sebagai aset yang tak ternilai. Hal itu juga yang mendasari pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pendidikan cukup besar di APBN.

Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menjadi pembicara pada Simposium Cendekia Kelas Dunia 2018 di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Senin (13/8/2018).


"Dalam membangun negara, maka aset terpenting adalah manusia. Saat krisis 98 yang kemudian menghasilkan perubahan policy di mana anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN," kata Sri Mulyani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alokasi anggaran yang nilainya cukup tinggi ini, kata Sri Mulyani sebagai prioritas pemerintah dalam mencapai cita-cita kemerdaan, yakni membuat masyarakat adil dan makmur.


Saat ini, Indonesia merupakan negara dengan usia termuda paling banyak. Bonus demografi ini harus dioptimalkan dengan baik, apalagi Indonesia pada 2045 diprediksi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kelima.

"Dengan penduduk yang besar memberikan semacam kesempatan untuk mengejar tujuan pembangunan yang kita capai, maka investasi di bidang manusia jadi prioritas pemerintah sampai 2045," jelas dia.


Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga mengungkapkan bahwa gencarnya pemerintah membangun infrastruktur pun sudah menjadi kebutuhan dan tidak bisa ditunda. Infrastruktur yang dibangun pun menjadi jalan meningkatkan kualitas SDM di tanah air.

"Indonesia butuh manusia yang seperti di ruangan ini (cendekiawan), tapi dikali 200 juta. maka dia butuh sistem pendidikan yang sifatnya long life learning," ungkap dia.


Saksikan juga video ' Kepedulian Pemprov DKI dan Kelamnya Tragedi Mei 98 ':

[Gambas:Video 20detik]
(hek/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads