Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, salah satu penyebab melonjaknya impor barang konsumsi adalah apel dari China dan daging yang berasal dari India.
Baca juga: RI Banyak Impor Gula dan Beras dari Thailand |
"Impor barang konsumsi MtM tumbuh 70,50%, YoY nya tumbuh 60,75%, tapi sharenya masih kecil 9,41%," kata Suhariyantor di kantor BPS pusat, Jakarta, Rabu (15/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Impor per Juli 2018 pun masih didominasi oleh tiga negara, yang pertama China dengan share 27,39%, kemudian Jepang dengan share 11,53%, dan Thailand dengan share 6,99% sedangkan ASEAN sharenya 20,55%, dan Uni Eropa sharenya 9,27%.
Untuk impor Apel, China menjadi yang paling besar nilainya sepanjang Januari-Juli sebesar US$ 195,1 juta dengan volume 80.013 ton. Kedua adalah Amerika Serikat (AS) nilainya US$ 27,1 juta dengan volume 14.687 ton.
Selanjutnya Selandia Baru nilainya US$ 11,1 juta dengan volume 3.830 ton. Lalu, Jepang nilainya US$ 354,1 ribu dengan volume 58,8 ton. Terakhir dari Australia nilainya US$ 520,8 ribu dengan volume 162,7 ton.
Sedangkan untuk impor daging, dari India nilai US$ 100,9 juta dengan volume 27.776 ton, dari Australia nilainya US$ 115,2 juta dengan volume 27.841 ton.
Selanjutnya dari Amerika Serikat nilainya US$ 16,7 juta dengan volume 2.414 ton, dari Selandia Baru nilainya US$ 11,3 juta dengan volume 391,04 ton. (hek/hns)