Kementan Ungkap Keajaiban Pangan Lokal ke Wisman di Borobudur

Kementan Ungkap Keajaiban Pangan Lokal ke Wisman di Borobudur

Tia Reisha - detikFinance
Sabtu, 18 Agu 2018 20:28 WIB
Foto: Kementan
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya membuktikan keajaiban pangan lokal yang berdampak bagi tubuh kepada wisatawan di Borobudur melalu Kinesiology.

Ahli Kinesiology di Magelang dr.Hanson, menjelaskan Kinesiology merupakan teknik untuk melihat kemampuan tubuh melalui respons otot. Dengan metode ini, tubuh bisa memilih makanan yang cocok dan baik melalui respons otot.

"Tujuan kita di sini adalah setiba di negara tujuan, para wisatawan tersebut dengan suka rela menceritakan keunggulan hasil pangan Indonesia, di antaranya kopi dan kedelai," jelas Ahli Kinesiology di Magelang dr. Hanson, dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dalam mempraktikkan metode ini, dia meminta peserta memegang beberapa foto sumber makanan yang ada kemudian mereka akan melihat respons tubuhnya. Uniknya, jika memegang foto atau gambar sumber makanan lokal, kondisi otot berada dalam keadaan optimal atau menjadi kuat.

Namun sebaliknya, pada sumber makanan yang berasal dari luar negeri (impor), kondisi otot menjadi melemah.

"Kinesiology akan dampak positif kopi yang ditunjukkan. Bahwa asal pangan yang baik bisa dikenali oleh tubuh. Masukan pangan yang baik dapat menguatkan tubuh, meningkatkan kepercayaan diri serta membuat tubuh jauh lebih energik. Hal sebaliknya justru melemahkan tubuh," terangnya.

"Kita akan buktikan pangan lokal bisa membuat tubuh berpotensi kuat seperti nenek moyang dulu. Kita bisa naik turun tangga Candi Borobudur tanpa lelah, wajahnya tersenyum," lanjut dr. Hanson.



Dari hasil uji, wisatawan mancanegara yang hadir terbukti mampu melangkah hingga puncak candi dengan perasaan senang dan penuh stamina. Ketika salah satu wisatawan asal Kroasia, Renata, ditanya terkait hal ini, ia mengaku merasa langkah kakinya lebih ringan usai mencicipi kopi asal Indonesia dengan panduan sikap dan cara langkah yang benar.

"Ya, sama merasa lebih ringan, tidak kelelahan dan merasa senang," ungkap Renata saat melakukan beberapa step sikap tubuh dan langkah.

Hal sama diungkapkan Esad, suami Renata, yang mengatakan langkahnya terasa ringan, jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Saya merasa jauh lebih baik dan tersenyum bahagia," ungkapnya.

Bukan hanya mereka, Sugiono, salah seorang pegawai Bappeda yang turut mengikuti sesi berjalan, mengaku ini merupakan metode terapi yang mengedepankan aspek fungsi tubuh.

Ia juga menjelaskan tubuh dapat mengenali tanda ketidakseimbangan yang bisa mempengaruhi kesehatan. Tubuh pun dapat mengenali cara memperbaiki melalui respons otot. Bahkan, input yang baik dapat mencapai keseimbangan aliran energi pada sistem tubuh. Hasilnya, tubuh dan pikiran akan sehat.

"Saya seperti terbang, tidak punya lelah. Kalau mau berhenti susah itu. Seperti ada dorongan," ungkapnya.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Hortikultura, Suwandi optimistis program konsumsi pangan lokal Indonesia bisa menjangkau lebih banyak generasi muda.

Hal ini juga berdampak positif dalam menanggulangi kebiasaan mengonsumsi pangan impor yang dianggap lebih murah. Jika pemuda sudah sadar akan pentingnya mengonsumsi pangan lokal maka ke depannya petani akan semakin sejahtera dan bahagia.

"Kami dorong Dinas Pertanian bagaimana memanfaatkan pangan lokal seperti kedelai, kentang, kopi, yang berdampak ke wisatawan. Diharapkan naik turun tangga tidak lelah", jelas Suwandi.

Ia juga menekankan pangan lokal memiliki potensi yang luar biasa. Misalnya, kedelai lokal Non GMO memiliki rasa yang jauh lebih legit. Buah impor dan lokal pun rasanya lebih enak. Menurutnya, pangan lokal memiliki cita rasa dan asal usul yang jelas tanpa treatment.

"Pangan lokal unsurnya lebih fresh dibanding impor. Ayo kita sukai pangan lokal kita," tegasnya.

Di samping itu, Kementan selama ini berupaya menjaga dan meningkatkan kualitas pangan Indonesia selain dari sisi kuantitas produksi.

"Upaya yang telah dilakukan di antaranya peningkatan pembudidayaan secara organik dan peningkatan kulitas budidaya produksi," sebut Suwandi.

Sementara itu, acara yang menyambut kampanye hidup sehat tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Yuni Astuti.

(mul/ega)

Hide Ads