(san/)
PLN Diminta Membagi Gasnya untuk Industri Keramik
Senin, 08 Agu 2005 14:11 WIB
Jakarta - Sejumlah industri keramik mengaku kesulitan mendapatkan pasokan gas. Menteri Perindustrian mengusulkan solusi dengan jalan mengalihkan pasokan gas bagi PLN ke industri yang mengalami kesulitas gas."Industri di Jatim sedang mengalami shortage gas. Saya akan bicara dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). PLN apakah untuk sementara mau menggunakan BBM bagi pembangkitnya. Gasnya dijual ke PGN agar kemudian bisa dialirkan ke industri," kata Menteri Perindustrian Andung A Nitimihardja di Departemen Perindustrian, Jl Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (8/8/2005).Menurut Andung, dengan melakukan hal itu, maka PLN akan mendapat kompensasi dari harga jual PGN ke industri. Dirinya sangat yakin PLN bisa menyetujui hal itu. "Kita ingin membuat semua industri hidup dengan cara ini, sambil menunggu pasokan gas baru. Pembicaraan dengan PLN dan PGN akan dilakukan besok. Pertemuan itu akan membahas berapa gas yang bisa dialihkan PLN, berapa tambahan biaya yang dikeluarkan PLN dan berapa PGN mendapat keuntungan tambahan," terangnya.Berdasarkan data Departemen Perindustrian, sampai saat ini belum ada pemberitahuan mengenai industri keramik yang tutup akibat kesulitan pasokan gas. Biaya produksi yang dikeluarkan industri keramik untuk membakar gas mencapai 30 persen dan industri keramik nasional membutuhkan 135 juta kaki kubik per hari.Peta industri keramik sekarang ini sebesar 50 persen berada di Jawa Barat, 40 persen di Jatim dan Jateng, sisanya 10 persen di Kalimantan Barat.Sebelumnya PGN telah membatasi pasokan gasnya untuk sektor industri disebabkan suplai gas yang diterima dari lapangan gas pulau Jawa terus menurun. Pemakaian gas industri dibatasi hanya sampai 75 persen dari pasokan biasanya.
(san/)
(san/)