Ketua GP Farmasi Vincent Harijanto mengatakan 900 komoditas impor ini merupakan barang konsumsi yang tidak dilakukan di sektor farmasi.
"Kita cari, barang konsumsi obat tidak ada, karena yang kita impor bahan baku obatnya," kata Vincent saat acara Kongkow Bisnis Pas FM, Jakarta, Rabu (29/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 900 Barang Impor bakal Disetop Masuk RI |
Vincent mengaku, dari total produksi obat di tanah air, sekitar 80-90% merupakan produk dalam negeri, hanya sekitar 10% yang merupakan hasil impor.
Obat jadi yang diimpor, kata Vincent pun memang diperbolehkan oleh pemerintah lantaran spesifikasinya yang belum bisa diproduksi dalam negeri. Contohnya adalah obat anti kanker anti virus.
Dia menjelaskan, evaluasi 900 komoditas impor ini juga tidak akan menurunkan kinerja ekspor nasional. Vincent bilang, bahan baku obat tanah air lebih banyak didapat dari India.
Sehingga dari sektor farmasi tidak akan memberikan dampak besar terhadap defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang sekitar 3% terhadap PDB.
"Di dunia farmasi bahan baku banyak dari India, jadi tidak apple to apple, karena kita lebih banyak komoditas yang dimasukkan ke sana," tutup dia.
Saksikan juga video 'Beragam Komoditas Alami Inflasi di Bulan Mei Sebesar 0.21%':
(ara/ara)