Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Singgih Januratmoko mengatakan saat ini harga daging ayam dan telur masih di tingkat peternak tidak mengalami kenaikan. Sebab harga komoditas tersebut dipengaruhi permintaan dan pasokan.
"Jadi memang harga telut ayam juga daging suam stabil. Daging ayam di tingkat peternak Rp 16.000 sampai Rp 18.000 per kilogram (kg) kalau pasaran tetap Rp Rp 38.000 sampai Rp 40.000 per kg," jelas dia kepada detikFinance, Kamis (12/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau telur di peternak Rp 18.000 sampai Rp 20.000 per kg. Di pasar Rp 23.000 sampai 25.000 per kg, stabil," sambung dia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan hal tersebut membuat kerugian. Untuk itu Singgih terpaksa mengurangi margin keuntungan demi mengatasi kenaikan biaya pakan ternak.
"Margin dikurangi, ini malah rugi kan harga pokok penjualan (HPP) telur ayam Rp 18.000 sampai Rp 20.000 per kg. Nah biaya produksi juga sama Rp 18.000 sampai Rp 19.000," tutur dia.
"Kalau daging ayam Rp 16.000 sampai Rp 18.000 per kg dan HPP kan Rp 18.000 sampai Rp 19.000 per kg. Jadi mengurangi margin dan rugi," tutup dia.
Sebagai informasi, bahan baku pakan ternak sebanyak 35% selama ini masih diimpor. Adapun komoditas yang diimpor adalah bungkil kedelai dan tepung daging.
Saksikan juga video 'Dolar Meroket, Harga Daging Impor di Pasar Senen Malah Turun':
(zlf/zlf)