Rencana ini dilakukan untuk menangkal derasnya impor garam yang selama ini terjadi lantaran produksi dalam negeri belum memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas alias jumlah.
"Kita harapkan di NTT dengan gubernur baru ini bisa realisasi produksi garam. Saya harapkan awal tahun depan di sepanjang pantai di pulau Timur ini Kupang ini mulai produksi garam," kata Enggar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enggar menjelaskan, produktivitas garam di dalam negeri masih sekitar 50% dari kebutuhan nasional. Itu pun, lanjut Enggar, garam yang di produksi di Pantai Utara Jawa misalnya, sudah tidak lagi sehat. Pasalnya Laut Jawa sudah berwarna coklat yang artinya air garam di laut tersebut sudah terkontaminasi.
"Tingkat produktivitas 50% dan garam itu bukan lagi coklat karena Laut Jawa sudah luar biasa terkontaminasi," papar dia.
Baca juga: Mendag: Impor Bukan Barang Haram |
Meski begitu ada pula beberapa daerah lainnya yang masih bisa memproduksi garam unggulan. Kawasan tersebut yaitu, garam di kawasan Madura, NTT dan kawasan Timor.
"Yang terbaik dari sini adalah Madura itu pun sudah menurun yang terbaik adalah NTT di Kupang. Di Flores tapi mereka punya hujan 1 tahun 3 bulan hujan di Darwin (Australia) 1 tahun 1 bulan hujan," kata dia. (dna/dna)











































