Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Samsul Widodo mengungkapkan, keberhasilan ini merupakan kesuksesan para pemangku kepentingan yang terlibat. Hal ini menjadi contoh juga bagi daerah-daerah lain untuk bisa mengembangkan produk unggulan di daerah masing-masing.
"Keberhasilan KSU Surya Abadi Kayumas akan direplikasi di 122 daerah tertinggal. Ini adalah contoh konkret kesuksesan upaya konsolidasi hasil produksi pertanian dan sinergi stakeholders terkait. Ini sejalan dengan yang dilakukan Kemendes PDTT. Semangat gerakan ekonomi rakyat ini akan kita lanjutkan di tempat-tempat lain," ujar Samsul, Minggu (23/09/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Samsul, kegiatan simbolis fee premium dari penjualan perdana kopi fair trade dari PT Indokom Citra Persada kepada KSU Surya Abadi Kayumas sebesar Rp 288 juta akan dilakukan pada Senin (24/9) di Sekretariat KSU Surya Abadi Kayumas.
Kegiatan ini juga akan dibarengi dengan peresmian pembangunan kantor koperasi, peresmian pembangunan jalan tani, penyerahan alat-alat pertanian dari koperasi kepada kelompok tani, serta pembagian paket sembako kepada 80 keluarga petani.
"KSU Surya Abadi Kayumas mampu menjadi ikon baru dalam gerakan ekonomi rakyat. Mereka turut berperan dalam pembangunan ekonomi desa, perluasan lapangan kerja, serta menjadi magnet baru bagi para generasi muda untuk mencintai dan terjun langsung dalam usaha pertanian, khususnya kopi," lanjut Samsul.
Kisah kesuksesan KSU Surya Abadi Kayumas tak lepas dari komitmen kerja keras yang dimulai sejak tahun 2003. Hal itu berawal dari salah satu permasalahan di tingkat petani kopi yaitu besarnya pengeluaran biaya perawatan pada saat musim panen.
Jika budidaya dilakukan secara individual, maka 40 petani kopi sepakat membentuk KSU Surya Abadi Kayumas. Lalu, KSU fokus pada upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup petani kopi yang menjadi anggotanya, baik dalam sistem manajemen pertanian maupun peningkatan ekonomi petani.
Tak sampai di situ, pada 2014 - 2015 KSU cenderung pasif. Kemudian pada 2016, permasalahan yang dihadapi kian kompleks yaitu, kuantitas dan kualitas kopi jenis arabika yang ditanam di sebelah utara lereng Gunung Ijen dengan ketinggian 1.200 -1.500 mdpl semakin menurun.
Oleh karenanya, para petani perlahan bangkit setelah menjalin kerja sama dengan PT Indokom Citra Persada sebagai mitra dagang KSU. Aktivitas KSU makin bergeliat karena ada jaminan permintaan pasar terhadap kopi yang dihasilkan.
PT Indokom Citra Persada yang melakukan pembelian kopi sejak 2006, juga memberikan dukungan dan pendampingan untuk peningkatan kualitas dan produktivitas kopi, serta pengelolaan sistem pertanian yang berkelanjutan.
Hal tersebut diimbangi dengan pemberian bantuan sarana dan prasana kepada KSU seperti mesin pengolahan, bangunan pengolahan, bibit kopi dan tanaman penaung. Juga, menempatkan tim agronomis sebagai pendamping petani.
Untuk mengetahui informasi atau kabar terbaru dari Kemendes, dapat klik di sini. (ega/zlf)