Dua Bulan Berturut-turut Deflasi, Tanda Daya Beli Lemah?

Dua Bulan Berturut-turut Deflasi, Tanda Daya Beli Lemah?

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 01 Okt 2018 15:05 WIB
Dua Bulan Berturut-turut Deflasi, Tanda Daya Beli Lemah?
BPS/Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perkembangan indeks harga konsumen (IHK/inflasi) selama dua kali berturut-turut mengalami deflasi.

Deflasi terjadi berturut-turut Agustus dan September 2018, masing-masing sebesar 0,05% dan 0,18%. Apakah deflasi tersebut menandakan daya beli orang Indonesia lemah?


"Saya lihat nggak ya. Bulan lalu pun saya lebih melihat karena pemerintah jauh lebih siap untuk mengendalikan harga harga," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (1/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberhasilan pemerintah menjaga tingkat inflasi dikarenakan belajar dari pengalaman sebelumnya.



"Kita selalu belajar dari sejarah ya. Bahwa pada bulan-bulan tertentu itu mengalami kenaikan. Coba perhatikan keadaan Ramadan dan Idul Fitri. Tahun ini sangat terkendali, karena dari awal kita sudah mengantisipasi akan ada lonjakan permintaan," ungkap dia.

Penurunan daya beli masyarakat melemah atau tidak juga bisa terlihat dari inflasi inti di September 2018 yang sebesar 0,28%, sedangkan secara year on year (YoY) sebesar 2,82%, dengan sumbangan ke inflasi keseluruhan sebesar 0,16%.



Namun, Suhariyanto tetap tidak melihat adanya penurunan daya beli melainkan tingkat inflasi yang rendah karena pemerintah berhasil menjaga harga pangan bergejolak.

"Saya lebih melihat harga stabil dan bisa dikendalikan," tutup dia.

(hek/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads