Model jembatan seperti itu mungkin banyak ditemukan di kisah dongeng anak-anak. Tapi jangan salah, jembatan seperti di film Indiana Jones itu juga dapat ditemui di dunia nyata. Contohnya seperti jembatan yang ada di sebuah desa dekat perbatasan Indonesia-Papua Nugini, yakni di Desa Mosso, Distrik Muara Tami, Jayapura.
Di desa itu, ada jembatan yang bisa membuat jantung orang berdegup kencang saat melewatinya. Jembatan Putus Hati namanya. Jembatan itu sudah ada sejak 2006 lalu, dibangun oleh warga desa setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Panjang jembatan itu 500 meter dengan lebar satu meter. Pegangannya sisi kanan dan kiri dari kawat besi sementara pijakannya dari kayu-kayu yang sudah bolong. Kalau dilewati dengan cepat, kretek-kretek bunyinya, jembatan pun akan bergoyang-goyang.
Di bawah jembatan ada sungai. Tinggi antara jembatan ke sungai 5-7 meter kira-kira. Sungai itu konon diisi oleh buaya. Begitu pengakuan warga setempat serta anggota militer yang berjaga.
"Orang kalau lewat jembatan itu pasti 'haduh' seram kalau lewat situ. Makanya namanya Jembatan Putus Hati," kata Kepala Kampung Mosso, Agus Wepafoa saat dijumpai tim Tapal Batas detikcom beberapa waktu lalu.
![]() |
Walau kondisinya yang cukup ekstrem, namun warga desa masih sering memanfaatkan jembatan tersebut. Padahal, ada jembatan lain yang dibangun oleh Pemda setempat. Jembatannya juga jauh lebih kokoh, pakai rangka baja dan bisa dilewati mobil.
Tapi tetap saja, para warga, baik yang tua hingga anak sekolah, lebih suka menggunakan Jembatan Putus Hati. Sebab, kalau lewat Jembatan Putus Hati, jarak tempuh yang dilalui warga desa ke jalan raya jauh lebih dekat dibanding menggunakan jembatan yang dibangun Pemda.
Kalau pakai Jembatan Putus Hati, warga hanya harus menyeberang jembatan sepanjang 500 meter. Tapi kalau lewat jembatan yang dibangun Pemda, harus lewat jalur memutar dulu yang jaraknya sekitar 4 kilometer. Karena itulah warga tetap setiap lewat Jembatan Putus Hati walau berbahaya.
"Itu jadi jalan pendek, jalan pintas warga. Jadi orang lebih senang lewat situ. Kalau di jembatan yang baru kan musti berputar, lebih jauh," kata Agus.
Walaupun kondisinya yang cukup ekstrem, namun bukan berarti warga desa tak pernah memperbaiki. Agus mengaku, warga setempat telah berulang kali memperbaiki jembatan tersebut. Namun, ada saja anak-anak nakal yang merusaknya lagi. Hingga akhirnya warga memutuskan untuk tak lagi memperbaikinya.
"Kita sudah sering perbaiki, tapi karena dari yang keadaan anak-anak muda yang mabuk suka merusaknya. Suka dibongkar. Akhirnya sudah, kita tinggal saja (tidak perlu diperbaiki), karena kita juga sudah punya jembatan bagus," ujarnya.
Agus bercerita, banyak kejadian unik warga yang melintasi jembatan tersebut. Saat itu, kata dia, ada seorang warga pria yang melintasi jembatan menggunakan sepeda motornya. Pria tersebut dengan sombong memacu kendaraannya dengan cepat.
Sampai akhirnya, ban motornya tergelincir dan masuk ke lubang kayu yang bolong. Jadilah dia tercebur ke sungai bersama sepeda motornya. Saat tercebur, cepat-cepat pria tersebut berenang ke tepi. Sedangkan sepeda motornya dibiarkan tenggelam di sungai.
"Takut bertemu buaya," kata Agus sambil tersenyum.
Kejadian-kejadian seperti itu, kata Agus, sudah sering di alami warga desa. Bahkan, pihak militer juga beberapa kali sempat jatuh dari jembatan tersebut. Untungnya, belum pernah ada kejadian buruk bagi mereka yang pernah jatuh. Contohnya bertemu buaya sungai.
"Yang penting kalau dia pelan-pelan, hati-hati, dia pasti aman ke seberang," tutur Agus.
![]() |
Simak terus cerita-cerita menarik dari wilayah terdepan Indonesia hanya di Tapal Batas detikcom.