Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan dengan turunnya angka pengangguran maka bank sentral AS atau The Federal Reserve akan semakin solid untuk menaikkan bunga acuan.
Dengan kenaikan bunga acuan maka berdampak pada kenaikan yield treasury bond tenor 10 tahun yang mencapai 3,23% atau tertinggi dalam 7 tahun terakhir.
kondisi yang baik ini memicu investor asal AS di negara berkembang melanjutkan penjualan aset besar-besaran atau sell off.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Benarkah Ekonomi RI Sudah Lampu Merah? |
"Dalam kondisi mendesak pemerintah bisa terapkan capital control dan speculative tax. Capital control dalam bentuk pembatasan penjualan saham dalam periode pasar sedang bergejolak," kata Bhima kepada detikFinance, Sabtu (6/10/2018).
Dia menjelaskan speculative tax bentuknya pajak bagi transaksi yang spekulatif khususnya dipasar valas. Hal ini dinilai efektif untuk meredam gejolak pasar.
Karena ini baru fase awal dari gejolak yang lebih besar di akhir tahun. JP Morgan bahkan meramal paling lambat 2020 akan terjadi krisis global.
"Negara emerging market yang paling kena getah nya. Kita harus mengantisipasi kondisi terburuk," imbuh dia. (kil/hns)