Menurutya, hal ini sangat penting karena bisa mempercepat pembanguan pertanian yang tidak hanya berdampak pada peningkatan produksi, tetapi juga terwujudnya kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
Amran mengatakan hal tersebut saat kunjungan kerjanya ke Taiwan di Taiwan dan diterima langsung oleh Mentan Taiwan Tsung-Hsien Lin. Program ini akan membuahkan hasil guna membangun generasi muda pertanian yang memahami teknologi pertanian modern dan inovatif.
"Kami melakukan pertemuan informal dengan Mentan Taiwan. Pihak Taiwan menawarkan program magang yang memberikan kesempatan bagi petani Indonesia untuk mempelajari sistem pertanian modern langsung dari petani Taiwan," ujar Amran dalam keterangannya, Minggu (14/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amran menyebut kerja sama ini sangat strategis guna mendukung program Kementan dalam menciptakan SDM pertanian yang inovatif. Sebab, tanpa SDM dan teknologi, mustahil sektor pertanian bisa maju dan Indonesia menjadi lumbun pangan dunia.
"Kerangka Acuan Kerja untuk pelaksanaan program magang akan segera dibahas secara intensif oleh kedua belah pihak. Dalam waktu dekat, diharapkan sudah dapat direalisasikan program magang tahap pertama bagi 40 orang petani Indonesia," kata Amran.
Lebih lanjut, Amran menuturkan program magang ini ke depannya akan terus diperluas termasuk program magang dalam rangka peningkatan kapasitas SDM Indonesia untuk pengembangan industri gula. Calon tenaga kerja, baik pada sektor onfarm maupun sektor hilirasi juga akan dimagangkan di Taiwan.
Dalam kunjungannya ke Taiwan, Amran juga membahas komitmen investasi Taiwan mengembangkan industri gula di Indonesia sebesar Rp 20 triliun, membuka pasar ekspor manggis Indonesia ke Taiwan serta kerja sama Pengembangan Rain Water Harvesting System.
"Ini sebagai bentuk komitmen penguatan kemitraan yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak," tutup Amran.
Tonton juga 'Jurus Ampuh Mentan Hadapi Mafia Pangan':
(idr/dna)











































