Menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Atung harga jagung yang mahal menyebabkan kerugian yang dialami semakin tinggi. Pasalnya, jagung merupakan bahan dasar utama pakan ternak.
Adapun, saat ini harga jagung berada di angka Rp 5.400 per kg. Padahal harga jagung normalnya dipatok Rp 4.500 hingga Rp 4.600 per kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kenaikan harga jagung tersebut dikarenakan kurangnya pasokan di dalam negeri. Kekosongan pasokan tersebut telah terjadi sejak 2 minggu ke belakang ini.
"Kalau itu kan hukum ekonomi, kalau barang nggak ada mahal, jagung mahal, langka susah. Ini baru santer 1-2 minggu ini naik harganya," papar dia.
Sementara itu, terkait dengan bahan baku impor seperti bungkil kedelai ia mengaku tidak terlalu khawatir. Sebab bahan baku itu tidak berpengaruh banyak terhadap harga pakan.
Apalagi saat ini harga bungkil kedelai secara global mengalami penurunan di angka Rp 6.600 per kg dari sebelumnya Rp 7.600 per kg.
"Ini nggak ada pengaruh karena cuma sedikit lah, di bawah 10% pengaruhnya. Bungkil kedelai itu harganya sekarang Rp 6.600 per kg tadinya padahal Rp 7.600 per kg, jadi walaupun dolar naik nggak masalah kan harganya turun," tutup dia.
Sementara itu, harga telur ayam di Pasar Senen, Jakarta Pusat mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 24.000 hingga Rp 23.000 per kg menjadi Rp 20.000 per kg. (dna/dna)