Untuk memuluskan program ini pemerintah meluncurkan kapal ternak, KM Camara Nusantara I pada 2015 lalu. Kapal ternak ini mengangkut sapi dari NTT dan NTB untuk memenuhi kebutuhan daging di Jakarta dan Jawa Barat. Target pemerintah dengan meluncurkan kapal ternak maka bisa menekan biaya transportasi sehingga harga jual sapi di pasar bisa ditekan hingga Rp 80.000.
Sayang Target tersebut tak pernah tercapai, harga daging sapi di pasar masih di atas Rp 100.000/kg. Sebagai contoh dikutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) Senin (22/10/2018), harga daging sapi di berbagai daerah di Indonesia masih di atas Rp 100.000/kilogram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, saat Ramadan hingga Idul Fitri harga daging sapi bergerak naik di kisaran Rp 130.000-Rp 140.000/kg. Lantas, kenepa harga daging sapi sulit turun di bawah Rp 100.000/kg.
Marina Ratna Dwi Kusumajati, saat masih menjabat Dirut PD Dharma Jaya pernah menjelaskan soal harga daging sapi sulit turun di bawah Rp 100.000/kg. Menurutnya dari sapi hidup hingga menjadi daging harus melewati beberapa tahapan.
Dia mencontohkan, Dharma Jaya membeli sapi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) dari peternak Rp 33.000/kg bobot hidup. Kemudian, sapi-sapi NTT dibawa naik kapal dan ada biayanya, namun Marina enggan merinci biaya-biaya tersebut.
"Ada perinciannya, surat-suratnya begitu lho," ujar Marina kepada detikFinance, pada Juni 2016 lalu.
Kemudian, turun dari kapal sampai ke peternakan milik Dharma Jaya juga ada biayanya. Sapi-sapi itu juga harus menjalani penggemukan sebelum masuk ke rumah potong, karena bobotnya pasti turun dan itu juga ada biayanya.
"Misalnya biaya truk, kan banyak biaya juga. Ada beberapa biaya. Sehingga yang tadinya Rp 33.000/kg (bobot hidup) menjadi Rp 39.900/kg (bobot hidup)," terang Marina.
Dharma Jaya menjual sapi-sapi itu ke PD Pasar Jaya Rp 41.000/kg bobot hidup. Harga tersebut berlaku untuk sapi lokal maupun sapi impor.
Selanjutnya, sapi-sapi itu masuk ke rumah potong milik Dharma Jaya. Di tahap pemotongan ini, harga sapi yang tadinya Rp 41.000/kg dikalikan 2 untuk harga karkasnya.
Karkas adalah sapi yang telah dipotong dan dipisahkan bagian kaki, kepala, kulit, serta isi rongga perut dan dada. Kenapa harus dikalikan 2 untuk harga karkasnya?
"Harga karkasnya Rp 82.000/kg, karena timbangan kulit, kepala, kaki, sama dalaman, dengan daging itu timbangannya sama dan itu dikalikan 2," jelas Marina.
Dua tipe daging
Proses selanjutnya, karkas menjalani deboning, yaitu pemisahan daging dari tulang sehingga bisa dijual dalam bentuk daging. Semua proses ini juga ada biayanya.
Setelah itu, daging sapi dijual dalam dua kategori yaitu prime cut dan secondary cut. Harga daging kategori prime cut biasanya dijual antara Rp 115.000-Rp 125.000/kg.
"Di dalam sapi itu, primenya nggak banyak, paling berapa kilo doang. Prime itu tenderloin, sirloin, cube roll," ujar Marina.
Adapun secondary cut, yaitu bagian paha depan dan paha belakang dijual di bawah Rp 100.000/kg.
"Paha belakang, Pasar Jaya pedagangnya jual Rp 99.000/kg. Paha depan dijual Rp 95.000/kg," terang Marina.
Selain itu, pasokan daging dari rumah potong hewan biasanya melewati bandar atau pedagang daging besar sebelum sampai ke lapak pedagang eceran. Di bandar besar ini harga daging karkas sudah naik lagi. Kemudian, karkas ini menjalani proses deboning dan dijual dalam kategori prime cut dan secondary cut.
"Di pedagang ini harganya sudah berubah," terang Marina (hns/hns)











































