Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro mengapresiasi koreksi data yang dikeluarkan oleh BPS. Pasalnya selama ini ia menunggu adanya data resmi oleh BPS guna membuktikan kondisi beras yang stabil.
"Kami sangat senang dan berikan apresiasi terhadap BPS. Kami sambut adanya perbaikan metodologi perhitungan. Itu yang kita tunggu-tunggu. Berarti kondisi beras kita stabil," jelas dia di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syukur menjelaskan Kementan selalu menggunakan data BPS sebagai acuan. Data produksi sebelumnya juga berdasarkan perhitungan BPS.
"Dalam undang-undang, satu-satunya data adalah BPS. Jadi Kementan tidak pernah mengeluarkan data produksi sendiri, tapi selalu mengacu ke data BPS. Jadi yang sebelumnya pun data dari BPS dengan menggunakan metodologi yang lama," jelas Syukur.
Untuk itu, Kementan terus berupaya meningkatkan produksi beras dalam negeri agar mampu memenuhi semua kebutuhan masyarakat. Syukur mencontohkan dengan mencoba menanam padi di lahan rawa seluas 9 juta hektar.
"Kita bersama-sama fokus pada menanam dan menanam, meningkatkan produktivitas. Jadi di Jawa ada lahan raksasa tidur 32 juta hektar dan lahan rawa yang 9 juta hektar di antaranya cocok untuk padi," terang Syukur. (eds/eds)