Kominfo berwacana ingin mencetak 20 ribu tenaga digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pihaknya tengah berupaya untuk mencetak 20 ribu tenaga digital hingga 2020. Wacana ini dalam rangka upaya sebagai persiapan menghadapi era industri 4.0.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Proyek Palapa Ring Tengah Sudah Capai 98% |
Kominfo sendiri membuka peluang bagi anak muda yang ingin menjadi bagian dari pasukan 20 ribu tenaga digital itu. Baik untuk lulusan SMK, D3 maupun sarjana.
Mereka yang ikut nantinya akan mengikuti sekolah khusus di perguruan tinggi yang bekerjasama dengan Kominfo. Untuk silabusnya dibuat langsung dari perusahaan IT dunia seperti Microsoft dan Google.
Selain mendapatkan pendidikan yang mumpuni, peserta nantinya juga akan mendapatkan uang saku setiap bulannya. Namun mereka harus benar-benar belajar dan tidak boleh bolos.
"Jadi nanti sekolah di perguruan tinggi, ada tenaga pengajar dan dapat uang saku bulanan," tambahnya.
Tahun ini program pencetakan 20 ribu tenaga kerja digital itu sudah dimulai. Saat ini sudah ada 1.000 tenaga kerja digital yang tengah mengikuti proses belajar di 5 perguruan tinggi.
"Tahun depan ada 12 perguruan tinggi. Untuk tahun ini sebenarnya yang daftar sudah 40 ribuan lebih. Tapi yang boleh ikut tes karena sesuai persyaratannya hanya 1.000. Salah satu persyaratannya usia tidak boleh lebih dari 29 tahun. Tahunan depan syarat usianya mau kita turunin lagi," tuturnya
Rudi berharap, jika 20 ribu tenaga kerja digital itu berhasil dicetak, maka Indonesia bisa menjadi negara penyuplai tenaga digital di Asia Tenggara.
"Kenapa 20 ribu digital tallent karena mimpi saya, di Asia tenggara, regional pasokan digital tallen berasal dari kita. Indonesia ini banyak pemuda pemudinya," tandas Rudi. (das/dna)