Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam OJK International Research Seminar Financial Sector Development and The Future of Finance di Jimbaran, Bali pada Minggu (14/10/2018) yang didukung oleh IFC.
Wimboh mengatakan, dengan menggunakan riset komprehensif, dampaknya akan dirasakan oleh banyak pemangku kepentingan. Dia juga mengatakan bila tak menggunakan riset komprehensif (menggunakan analisis yang tepat) maka akan gagal untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kebijakan berbasis penelitian bahkan lebih relevan dalam mengkaji perkembangan teknologi yang semakin pesat di berbagai aspek termasuk di sektor keuangan atau fintech. Fintech bahkan telah mengubah proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi yang juga maju pesat.
Baca juga: Agenda Di Hari Terakhir Pertemuan IMF-WB |
"Jika kita dapat melakukan penelitian yang benar dan komprehensif tentang fintech, kita akan menuai banyak manfaat termasuk meningkatkan inklusi keuangan, mengurangi kesenjangan ketidaksetaraan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata dia.
Lebih lanjut kata Wimboh, fintech bukanlah satu-satunya bidang yang perlu didukung oleh penelitian karena OJK juga meneliti berbagai bidang lainnya, seperti keuangan berkelanjutan, lembaga keuangan syariah, lembaga keuangan non-bank, pendalaman pasar modal dan lainnya.
Dalam seminar riset yang digelar OJK dalam Pertemuan IMF - Bank Dunia ini bertujuan untuk menampilkan hasil penelitian terkini dari berbagai universitas luar negeri dan riset OJK bersama universitas dalam negeri mengenai isu-isu sektor keuangan yang sedang berkembang saat ini.
Kemudian, menunjukkan inisiatif OJK dalam membangun iklim riset yang dimaksudkan untuk menyediakan forum bagi akademisi, ahli, regulator, dan profesional industri jasa keuangan untuk meningkatkan pemahaman masing-masing mengenai isu terkini di sektor keuangan.
Wimboh menjelaskan bahwa topik-topik riset pada seminar ini mencakup keuangan digital, fintech, keuangan berkelanjutan serta pasar dan kelembagaan keuangan pada seminar yang dihadiri juga oleh Menkominfo Rudiantara dan sejumlah anggota Komisi XI DPR RI.
Beberapa pembicara yang hadir antara lain, Sumit Agarwal dari National University of Singapore, Bejoy Das Guptadari Syracuse and eCurrency, dan Dorothy Singer dari Bank Dunia. Ada juganTianyue Ruan dari National University of Singapore, Irwan Trinugroho dari UNS Indonesia, Ulrich Volz dari University of London, Poppy Ismalina dari UGM, Emilio Bisetti dari Hong Kong University of Science and Technology, dan Deddy Koesrindartoto dari ITB. Semua pembicara tersebut bergelar Ph.D. (idr/dna)