Pusat Logistik Internasional China-ASEAN Didirikan di Chongqing

Laporan dari Chongqing

Pusat Logistik Internasional China-ASEAN Didirikan di Chongqing

Rita Uli Hutapea - detikFinance
Sabtu, 03 Nov 2018 09:00 WIB
Foto: Rita Uli Hutapea/detikcom
Chongqing - China dan sepuluh negara ASEAN telah mendirikan Kawasan perdagangan bebas Chongqing-ASEAN. Kawasan perdagangan bebas ini merupakan yang terbesar dibuat oleh negara-negara berkembang di dunia.

Dengan penerapan "Belt and Road Initiative (BRI) atau Inisiatif Sabuk dan Jalan, kota Chongqing yang berada di Zona Ekonomi Jalur Sutera China, Koridor Ekonomi Semenanjung Indo-China (yang menghubungkan Jalur Sutera Maritim Abad 21) dan Zona Ekonomi Sungai Yangtze, menjadi salah satu persimpangan penting yang menghubungkan Eropa, Asia Pasifik dan Lingkaran Ekonomi ASEAN.

Pada tahun 2015, Chongqing Highway Transportation (Group) Co.,Ltd dan Highway Logistics Base Construction Co.,Ltd di distrik Banan, Chongqing bersama-sama mendirikan perusahaan Chongqing Highway Transportation ASEAN International Logistics Co.,Ltd.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Perusahaan Logistik Internasional Chongqing-ASEAN (CAIL) ini berkomitmen untuk mempromosikan pembentukan Saluran Logistik Internasional dari Chongqing, membangun saluran jalan raya untuk barang-barang dari Chongqing ke negara-negara ASEAN dan menciptakan Chongqing menjadi persimpangan penting Jalur Sutera Darat dan Jalur Sutera Maritim.

Pada 28 April 2016, truk-truk reguler yang mengangkut barang-barang dari Chongqing ke ASEAN mulai beroperasi. Kemudian pada 26 April 2017, Pusat Logistik Berikat Jalan Raya Nanpeng Chongqing secara resmi mulai beroperasi.

"Dengan nilai keuntungan regional yang luar biasa, Chongqing telah menjadi mitra kerjasama internasional dengan jarak terpendek ke ASEAN," ujar Alan Wang, Direktur Operasi Chongqing-ASEAN International Logistics (CAIL) kepada para wartawan dan cendekiawan Indonesia yang berkunjung ke markas besar CAIL di Chongqing pada Kamis (1/11/20128).

Kunjungan rombongan cendekiawan dan wartawan Indonesia, termasuk detikfinance tersebut dilakukan atas undangan Kedutaan China di Indonesia.

"Terlebih lagi, mengingat Chongqing merupakan pusat informasi dan finansial, logistik, perdagangan dan produksi di China Barat, Chongqing harus menjadi pusat logistik dan transportasi yang menghubungkan ASEAN dengan China Utara, Asia Tengah dan Eropa Timur. Dan Chongqing memainkan peran lebih penting dalam Area Perdagangan Bebas China-ASEAN," imbuh Wang.


Perlu diketahui, Belt and Road Initiative (BRI) merupakan Jalur Sutera abad 21 yang mengangkat visi globalisasi ala China. Proyek ini diumumkan Presiden Xi Jinping pada tahun 2013 dan mengajak banyak negara lain untuk ikut terlibat.

Lewat Belt and Road Initiative (BRI) yang secara harfiah berarti 'Inisiatif Sabuk dan Jalan', pemerintah China ingin menciptakan sebuah koridor ekonomi yang menghubungkan dua-pertiga populasi dunia di 70 negara di dunia.


Jalur Sutera China ini akan mencakup wilayah darat dan laut. Jalur darat mulai dari China melewati Eropa Timur lalu berakhir di Eropa Barat.

Sedangkan jalur maritim akan melewati Vietnam, Malaysia, Indonesia, India. Dari Asia, Jalur Sutera akan melewati Afrika Timur yaitu menuju Kenya, Somalia dan melewati Teluk Aden, dan Laut Merah. Setelah itu, dari Afrika Timur akan berlanjut ke Afrika Utara melalui Terusan Suez dan menuju ke Italia.

Untuk mewujudkan rencana ambisius Presiden Xi Jinping ini, dana yang dikucurkan sangat fantastis, mencapai triliunan dolar yang diperoleh dari pinjaman bank, negara-negara yang terlibat dan dari pemerintah China sendiri. (ita/hns)

Hide Ads